TEMPO Interaktif, Jakarta - Runtuhnya dinding ferrocement yang menjadi dekorasi seluncur spiral wahana Atlantis, Taman Impian Jaya Ancol, Minggu siang, 25 September 2011, membuat pengunjung panik. Menurut Kristin, salah satu penjaja makanan di tempat itu, pengunjung sedang penuh-penuhnya saat itu. "Ada suara, sesuatu jatuh, ternyata dindingnya runtuh," kata Kristin.
Ana, teman Kristin, yang turut menyaksikan kejadian itu, punya cerita yang lebih detail. "Runtuhnya satu per satu. Beberapa bagian. Tidak runtuh sekaligus," katanya.
Berdasarkan pantauan Tempo di wahana itu sekitar pukul 16.00 WIB, beberapa bagian dinding yang ambrol telah ditutupi terpal berwarna hijau dan biru di beberapa bagian. Seluncur spiral ditutup untuk umum, tapi kolam dan area lain masih dibuka untuk umum.
Pengunjung masih ramai dan tampak tak peduli dengan kejadian tadi siang. "Asal enggak deket-deket situ. Lagian saya datangnya setelah zuhur, pas datang sudah ditutup terpal," kata Untung, salah seorang pengunjung asal Tanjung Priok, Jakarta Utara, yang membawa serta putra-putrinya.
Namun, menurut Kristin, pengunjung berkurang drastis pasca runtuhnya dinding. "Tinggal seperempatnya, tadi penuh banget," kata Kristin. Ia mengatakan ada empat orang korban. "Sepasang suami istri, mereka luka-luka. Terus ada dua anak tapi saya enggak lihat anaknya."
Anti, pengunjung asal Duren Sawit, Jakarta Timur, punya cerita sendiri. Saat dia sedang menyuapi dua anaknya yang masih kecil, "Ada suara gedebam," katanya. Mulanya dia pikir itu adalah atraksi deburan ombak yang sebelumnya sempat diumumkan melalui pengeras suara. "Ternyata dinding di depan saya ambrol." Ada bagian seluncuran spiral, kata Anti, yang pecah akibat dihantam ferrocement dinding dekorasi.
Menurut Anti, suasana langsung gaduh. Anti juga langsung panik mencari tiga putra dan keponakannya. "Yang kecil aman sedang disuapi. Yang gede enggak keliatan," katanya. Nama putra dan keponakannya langsung diumumkan melalui pengeras suara. "Akhirnya ketemu di seberang kolam."
Selain putra dan keponakannya, ada banyak nama yang dipanggil melalui pengeras suara. "Pengunjung lain juga cari anak-anak. Mereka panik dan banyak yang habis itu pulang," katanya. Hingga tiga jam pascakejadian, Anti mengaku masih lemas. Tapi dia baru beranjak pulang pukul 16.00. "Saya sudah janji sama anak-anak ajak mereka ke Ancol," kataya. Sampai waktu pulang, Anti emoh menceburkan diri ke kolam. "Saya masih lemas."
Menurut Anti ada tiga korban dalam kecelakaan itu. "Suami Istri sama ada bapak-bapak," katanya. Si bapak yang dimaksud, kata Anti, hanya tergores pelipisnya. Namun suami istri yang juga jadi korban, "Itu suaminya kejepit di seluncur di antara reruntuhan," kata dia seraya menunjukkan foto kejadian. "Ini ada yang nolongin," katanya sambil masih menunjukkan foto kejadian.
Dua orang anak sempat menangis di atas papan seluncur. "Anak itu belum sempat meluncur, kami suruh dia turun. Dia nangis sambil turun tangga," kata Anti. Meski cukup traumatis, Anti tak kapok berkunjung ke Atlantis, "Asal anak-anak tidak naik seluncuran."
Anti berharap pengelola Atlantis lebih memperhatikan aspek keamanan. "Sekarang cuma luka ringan, jangan sampai ada kejadian kayak gini dua kali. Seharusnya pengelola mengecek rutin agar tak ada kejadian seperti ini," katanya.
Tak jauh dari sana, sepasang orang tua bersama dua anaknya tampak bersenda gurau. "Saya datangnya setelah kejadian. Saya malah enggak ngeh ada terpal itu," kata Karina. Namun dengan tiket masuk Rp 100 ribu, Karina menolak buru-buru pulang. "Masuknya saja Rp 100 ribu, sayang kalau buru-buru pulang," kata warga Kebayoran, Jakarta Selatan ini.
Menurut Sekretaris Perusahaan PT Pembangunan Jaya Ancol, Agus Rochiyardi, dinding dekorasi wahana Atlantis itu dibuat dari ferrocement yang disangga oleh kawat-kawat. “Ferrocement-nya rontok sebagian,” kata Agus. Ferrocement hiasan dekorasi itu, kata Agus, berbentuk seperti terowongan stalagtit dan stalagmit untuk menghias wahana kolam bermain di Ancol.
Agus mengatakan pihaknya melakukan pengecekan dan perawatan seluruh wahana dan bangunan di Taman Impian Jaya Ancol secara berkala. “Tapi mungkin ada bagian-bagian yang tidak terdeteksi,” katanya. Pihak Ancol sendiri akan melakukan pengecekan di wahana Atlantis itu. “Kami tidak ingin ada kejadian serupa yang membahayakan pengunjung.”
AMANDRA MUSTIKA MEGARANI