TEMPO Interaktif, Jakarta - Krisis bahan bakar gas (BBG) untuk bus Transjakarta akan teratasi tahun depan. Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Udar Pristono mengatakan Pertamina akan membangun empat Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) skala kecil khusus untuk Bus Transjakarta. “Rencananya Januari 2012 sudah ada,” kata Pristono ketika dihubungi Tempo, Kamis, 29 September 2011.
SPBG skala kecil itu dinamakan Daughter Station, sanggup mengisi 50 bus dengan asumsi satu bus Transjakarta mengisi dua kali sehari. Bila sudah habis mobil tangki akan mengisi SPBG skala kecil ini dari BBG yang diambil dari stasiun induk. Adapun lokasi penempatan SPBG Daugther Station ini masih dirundingkan. “Tapi kami pertimbangkan di daerah yang menjadi rute beberapa koridor seperti Jalan MT Haryono,” katanya.
Pristono mengatakan pihaknya menyambut baik dukungan Pertamina terhadap Badan Layanan Umum (BLU) Transjakarta. “Dengan begini Bus Transjakarta akan lebih cepat mengisi bahan bakar dan lebih cepat kembali ke jalur. Penumpukan di halte juga berkurang,” katanya. Penambahan SPBG skala kecil, kata dia, juga mempermudah armada Busway dalam mengisi bahan bakar. “Apalagi akhir tahun ini ada penambahan 44 bus, tahun depan ada penambahan 60 bus,” katanya,
Hingga saat ini ada lima SPBG yang beroperasi di DKI Jakarta. Dua di antaranya SPBG Pinang Ranti dan Kampung Rambutan membeli BBG dari Perusahaan Gas Negara (PGN) dan dibatasi kuota penjualan. Sedangkan sisanya, SPBG Pemuda, Pancoran, dan Daan Mogot, membeli dari Pertamina tanpa diberi kuota.
Adapun BLU Transjakarta saat ini memiliki 465 armada Transjakarta model single bus, 91 di antaranya masih diesel dan bus gandeng 59 kendaraan. Setiap harinya satu unit bus Transjakarta menghabiskan 240-270 Liter Setara Premium (LSP) untuk bus biasa. Sedangkan bus gandeng menghabiskan sebanyak 300-340 LSP setiap harinya.
AMANDRA MUSTIKA MEGARANI