TEMPO Interaktif, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo mendukung sepenuhnya Sensus Pajak Nasional yang diluncurkan mulai hari ini. Namun Gubernur yang akrab dipanggil Foke ini meminta sensus difokuskan untuk pembangunan komunikasi yang baik antara wajib pajak di Jakarta dan Direktur Jenderal Pajak.
Sebab selama ini banyak warga Jakarta yang mau membayar pajak merasa dipersulit. "Pesan dari teman-teman di belakang (pengusaha), sudah mau ngasih duit kok masih sering dibikin susah," kata dia dalam peluncuran "Sensus Pajak Nasional" di Mangga Dua Square, Jakarta Utara, Jumat, 30 September 2011.
Ia meminta Direktorat Jenderal Pajak juga membangun kepercayaan wajib pajak, sehingga wajib pajak dan calon wajib pajak yakin uang yang dibayarkan memang digunakan untuk pembangunan. "Para pengusaha juga tidak perlu khawatir. Sensus tidak untuk menangkap atau memenjarakan," kata dia.
Warga Jakarta, kata Foke, juga harus bisa memberikan contoh tingkat kepatuhan pajak. "Orang Jakarta harus jadi orang yang bijak. Orang yang bijak taat bayar pajak," ujarnya dalam sambutan setelah pembukaan Sensus Pajak Nasional.
Direktur Jenderal Pajak A. Fuad Rahmany menyatakan sensus pajak nasional ini merupakan yang pertama kali diadakan di Indonesia. Tujuannya menyempurnakan basis perpajakan lebih baik. Terutama para pengusaha yang belum merupakan badan usaha. Dengan begitu penerimaan pajak pribadi dari para pengusaha ini bisa meningkat. "Tak hanya di Jakarta, sensus pajak ini dibuka serempak di berbagai kota lain. Termasuk Surabaya dan Medan," kata dia.
Hingga 2010 Menteri Keuangan Agus Martowardoyo memaparkan tingkat kepatuhan masyarakat membayar masih rendah. Untuk wajib pajak pribadi yang menyerahkan SPT (Surat Pemberitahuan) baru 7,73 persen, yaitu 8,5 juta dari 110 juta penduduk Indonesia yang aktif bekerja. Untuk badan usaha tingkat kepatuhannya lebih rendah lagi, yakni 3,6 persen atau sebesar 446 ribu badan usaha dari 12 juta lebih badan usaha aktif yang berdomisili.
"Akibatnya proporsi penerimaan pajak dari Produk Dosmetik Bruto masih rendah," kata dia.
Karena itu, Agus menambahkan, sensus merupakan usaha ekstensifikasi proaktif. Para petugas pajak yang akan mendatangi tempat usaha dan tempat tinggal memberikan informasi hingga penyuluhan tata cara mengisi form pajak dan membayar pajak. "Semoga bisa meningkatkan aktivitas penyelenggaraan pajak yang digunakan untuk pembiayaan pelayanan publik dan infrastruktur," kata dia.
Agus pun mengapresiasi wajib pajak dan calon wajib pajak yang secara ikhlas mau mendaftarkan dirinya untuk membayar.
Turut hadir dalam pembukaan Sensus Pajak Nasional ini Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Sofyan Wanandi, Wakil Ketua Dewan Penasihat Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Rachmat Gobel, pemilik Mangga Dua Square Sugianto Kusuma, mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso, perwakilan Komisi III dan XI DPR RI, Ketua Komisi C DPRD DKI Ridho Kamaludin.
ARYANI KRISTANTI