TEMPO Interaktif, Jakarta - Usai menghabisi nyawa Ibu dan anak Ertati (36 tahun) dan Es (6 tahun), Rahmat Awifi, 26 tahun, ternyata datang lagi ke rumah tempat pembunuhan itu terjadi. Menurut keterangan tetangganya, pelaku datang dua kali.
Menurut tetangga korban Risyawati, 58 tahun, Rahmat datang ke kontrakan korban Jumat malam, 14 Oktober 2011. "Dia terlihat mondar-mandir malam hari," katanya saat ditemui di lokasi kejadian pada Sabtu 22 Oktober 2011.
Padahal pada Jumat dini hari itu, Rahmat baru saja menghabisi dua nyawa sekaligus. Krisbayudi (bukan Kriswahyudi seperti diberitakan sebelumnya), 27 tahun, turut membantu saat Rahmat membunuh kedua perempuan malang tersebut.
Siang harinya mayat Ertati yang sudah dikemas di dalam kardus kemudian dibuang di sebuah gang di daerah Koja, Jakarta Utara. Malam harinya ia mendatangi kembali kontrakan Ertati, yang berada di RT 3/RW4 nomor 141 Sukapura, Cilincing, Jakarta Utara.
Keesokan harinya, pada Sabtu 15 Oktober 2011, warga Cakung, Jakarta Timur menemukan sebuah koper ungu hitam. Isinya mayat Es. Saat ditemukan mayat Es berada dalam kondisi setengah terbakar.
Kamis 20 Oktober 2011 Rahmat kembali menyambangi kontrakan Ertati. Menurut tetangga korban, Salwa, 31 tahun, Rahmat datang untuk membersihkan rumah Ertati. Barang-barang di dalam rumahnya dikemas dalam kardus. Sebagian perabotan dibagikan pada tetangga, seperti karpet, penanak nasi, dan alat makan.
Satu kardus berisi karpet dan baju tersangka Jumat 21 Oktober 2011 ditemukan di tetangga korban. Siang tadi juga polisi melakukan olah Tempat Kejadian Perkara. Polisi menghimpun barang bukti antara lain kaos milik tersangka yang terdapat bercak darah korban. Kepala Satuan Kejahatan dan Kekerasa Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Nesa Helmy Santika mengatakan tim forensik juga menemukan bercak darah di lantai. "Korban dibunuh di ruang dekat dapur," katanya. Helmy mengatakan bahwa di lantai rumahnya juga terdapat tanda bekas korban dibakar.
Helmy mengatakan, Senin mendatang, tersangka akan menjalani pemeriksaan psikologi. "Untuk memastikan apakah dia gila atau tidak," kata Helmy.
ANANDA BADUDU