TEMPO Interaktif, Jakarta: Garnisun Komando Distrik Militer 0504 Jakarta Selatan membantah ada anggota TNI yang melepaskan tembakan untuk membubarkan perjudian di Jalan Delman Utama, RT 9 RW 12, Kelurahan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. "Tidak ada penembakan apa pun," kata Sersan Mayor Wagirun, petugas Garnisun Komando Distrik Militer 0504, Rabu, 26 Oktober 2011.
Bantahan Wagirun itu terkait dengan berita penembakan yang dilakukan seorang anggota TNI bernama Pratu Rachmat Sidiq, dini hari tadi. Berdasarkan informasi dari Polsek Kebayoran Lama, Rachmat melepaskan tembakan untuk menghindari keroyokan massa. Saat itu Rachmat dan tiga kawannya membubarkan praktik perjudian yang dilakukan sekelompok warga.
Wagirun membenarkan keberadaan Rachmat di lokasi kejadian. Namun dia menyatakan Rachmat tidak membawa senjata api ke lokasi. "Berdasarkan keterangan Rachmat, ia ke lokasi hanya untuk meminta 'sangu' karena akan jalan-jalan ke Monas," ujar Wagirun.
Disinggung tentang selongsong peluru yang ditemukan polisi di lokasi kejadian, Wagirun menyatakan tidak mau berspekulasi. Dia menegaskan bahwa selongsong peluru itu bukan berasal dari senjata organik anggota TNI. "Itu bukan jenis senjata TNI," ujarnya.
Wagirun yang ikut menjemput Rachmat di Markas Kepolisian Sektor Kebayoran Lama dini hari tadi juga menambahkan, Rachmat saat ini juga sudah dikembalikan kepada satuannya. Dia tidak tahu apakah atasan Rachmat di kesatuan akan menjatuhkan saksi atau tidak. "Sanksi awal sudah diberikan dengan mencabut kartu anggota," kata Wagirun.
Dengan saksi itu otomatis status Rachmat sebagai anggota TNI ditangguhkan. "Sedangkan berdasarkan hasil pemeriksaan, Rachmat dinilai bersalah karena berada di lokasi yang tidak seharusnya," kata Wagirun.
Secara kronologis Wagirun menjelaskan, kejadian berlangsung sekitar pukul 02.00. Saat itu Rachmat dan rekannya bernama Zulfan tengah berada di Jalan Delman Utama, RT 9 RW 12. "Di sana kan memang dikenal sebagai lokasi perjudian di dalam rumah. Rachmat pun ke sana besama Zul," ujar Wagirun.
Tujuan Rachmat adalah untuk meminta 'uang saku' kepada mereka yang berjudi. Pada saat bersamaan, polisi menggerebek salah satu rumah yang juga tengah menggelar perjudian. Rumah yang digerebek itu berseberangan dengan rumah yang didatangi Rachmat. "Jadi ia tidak terlibat sama sekali. Tidak ikut menggrebek atau ada di rumah target saat penggrebekan," kat Wagirun.
Namun, tidak jelas apa pemicunya, penggrebekan itu kemudian berbuntut ricuh dan bentrokan. Penghuni rumah, mengejar orang-orang yang menggrebek. "Salah seorang yang terkena penggrebekan kemudian memukul Zulfan, teman Rachmat. Mungkin dikira polisi," kata Wagirun.
Beruntung Rachmat dan Zulfan berhasil diamankan polisi dan dibawa ke Mapolsek Kebayoran Lama. "Polsek kemudian menghubungi kami (Garnisun) dan meminta kami menjemput Rachmat. Saya langsung membawa Rachmat ke POM Jaya untuk diperiksa, sedangkan temannya (Zulfan) tetap diperiksa di Polsek karena ia bukan anggota TNI. Saya tidak tahu sudah sejauh apa perkembangan pemeriksaannya (Zulfan)," ujarnya.
ARIE FIRDAUS