TEMPO Interaktif, Jakarta: -- Pemerintah DKI Jakarta berencana memasang 10 alat peringatan dini bahaya banjir di aliran Sungai Krukut. Langkah ini diambil untuk mengantisipasi datangnya bencana saat air kali meluap, seperti yang terjadi beberapa hari terakhir di Pondok Labu, Jakarta Selatan. "Kami sedang menganalisis titik-titik rawan antara Krukut dan Pejompongan," kata Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum, Tarjuki, di Balai Kota kemarin.
Pemasangan alat itu sekaligus melengkapi sistem peringatan dini yang sudah terpasang di 17 titik. Titik-titik tersebut antara lain di Waduk Melati, Waduk Setiabudi, pintu air Manggarai, pintu air Pasar Ikan, dan pantai Tanjung Priok. Sedangkan pemasangan alat baru ditargetkan selesai pada Desember 2011, dengan anggaran sebesar Rp 50 juta.
Selain sungai, kata Tarjuki, ketinggian air laut harus dipantau. Sebab, jika ketinggian air laut berada di atas normal, tanggul rob juga terancam jebol. "Warga harus dievakuasi saat ancaman datang," katanya.
Gejala naiknya permukaan laut itu terjadi sepekan terakhir. Berdasarkan alat ukur yang terpasang di Tanjung Priok, ketinggian air berada di angka 2,18 meter. Padahal normalnya hanya 1,8 meter. Untuk mengantisipasi bencana, pemerintah langsung menetapkan status siaga III dan menyiagakan puluhan mesin pompa.
Untunglah ancaman segera berlalu. Kemarin ketinggian air laut sudah berada di angka 1,9 meter. "Memang fluktuatif, jadi harus terus dipantau," kata Kepala Suku Dinas Pekerjaan Umum Tata Air Jakarta Utara Rifig Abdulah.
Selain sistem peringatan dini di dalam kota, pemerintah DKI mengandalkan tujuh pos pemantau ketinggian air (peil schall) di Kali Angke (Ciledug), Kali Pesanggrahan (Sawangan), Kali Krukut (Ciganjur), Kali Ciliwung (Katulampa dan Depok), Kali Cipinang (Cimanggis), dan Kali Sunter (Pondok Rangon). Jika volume air di hulu meningkat, petugas di tiap pos segera melapor 4-6 jam sebelum air sampai ke Jakarta.
Kawasan-kawasan yang berpotensi banjir itu berada di sekitar aliran Kali Angke, Kali Pesanggrahan, Kali Krukut, Kali Ciliwung, Kali Cipinang, dan Kali Sunter. Menurut Tarjuki, jumlah kawasan rawan banjir di Jakarta Timur dan Jakarta Utara saat ini sudah berkurang setelah Kanal Banjir Timur beroperasi. Wilayah-wilayah itu antara lain Cipinang Indah, Jatinegara Kaum, Pulo Nangka, Cipinang Jaya, dan Kelapa Gading.
Khusus penanganan Kali Krukut, pemerintah setempat berencana memperlebar badan sungai di kawasan Pondok Labu. "Nanti lebarnya 20 meter," kata Tarjuki. Namun rencana itu bersifat jangka panjang dan masih dalam pembahasan.
Tarjuki menambahkan, rencana yang segera direalisasi adalah pembuatan waduk yang ditargetkan selesai akhir bulan ini.
Untuk kawasan Jakarta Barat, pemerintah saat ini tengah merampungkan pembangunan tiga rumah pompa air di Kampung Apung dan dua lainnya di Rawa Buaya. Rawa Buaya menjadi prioritas karena kerap dilanda banjir. Bahkan, dalam banjir siklus lima tahunan, ketinggian air di sana mencapai atap rumah. "Pembangunan diperkirakan selesai 12 Desember ini," kata Kepala Seksi Perencanaan dan Pelayanan Masyarakat Suku Dinas PU Tata Air Jakarta Barat, Santo.
AMANDRA MUSTIKA | PINGIT ARIA | CORNILA DESYANA | Suseno