Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Soal GKI Yasmin, Presiden Diminta Turun Tangan  

image-gnews
Direktur Ketahananan Seni Agama dan kemasyarakatan Kemendagri Budi Prasetyo (ki-ka), Kesbang Jawa Barat Achdiyat, Sekretaris Daerah Kota Bogor Bambang Gunawan, Ketua Ombudsman Danang Girindrawardana, dan Anggota Ombudsman  Budi Santoso. TEMPO/Seto Wardhana
Direktur Ketahananan Seni Agama dan kemasyarakatan Kemendagri Budi Prasetyo (ki-ka), Kesbang Jawa Barat Achdiyat, Sekretaris Daerah Kota Bogor Bambang Gunawan, Ketua Ombudsman Danang Girindrawardana, dan Anggota Ombudsman Budi Santoso. TEMPO/Seto Wardhana
Iklan

TEMPO Interaktif, Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono diminta turun tangan mengatasi konflik Gereja Kristen Indonesia (GKI) Yasmin dengan Pemerintah Kota Bogor. Ketua Dewan Pembina Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, Adnan Buyung Nasution, meminta SBY segera mengeluarkan Keputusan Presiden untuk mendesak Wali Kota Bogor Diani Budiarto menjalankan keputusan Mahkamah Agung.

Menurut Buyung, keputusan Nomor 127/PK/TUN/2009 yang dikeluarkan pada 9 Desember 2010 mengukuhkan keabsahan izin mendirikan bangunan GKI Yasmin. "Ini merupakan keputusan tertinggi. Semua orang termasuk pemerintah harus menghormati hukum. Kalau tidak, tidak ada wibawa hukum," ujarnya di kantor YLBHI, Rabu, 16 November 2011.

Presiden, kata Buyung, harus memerintahkan Menteri Dalam Negeri untuk mendukung keputusan MA dan menjalankan secara paksa. "Pemerintah jangan cuci tangan menunggu MA."

Buyung menambahkan, pemerintah harus konsisten menjalankan keputusan yang sudah dibuat. Termasuk dengan tetap mempertahankan lokasi gereja di tempat sekarang. "Mereka sudah dapat izin membangun, kenapa harus pindah, lain kalau mereka liar."

Menurut Buyung, masalah GKI Yasmin merupakan cerminan kegagalan pemerintah menjaga kerukunan umat beragama. Masalah ini, kata dia, menyangkut eksistensi berbangsa dan bernegara. "Hukumlah yang harus kuat di negeri ini, bukan kepentingan mayoritas."

Meskipun keberadaan Gereja Yasmin Bogor hanyalah hak kelompok minoritas, namun, kata Buyung, tetap harus dilindungi. Kalau tidak, percuma ada negara, tapi tidak bisa menerapkan hak asasi dan minoritas. Konstitusi, kata dia, tidak melihat siapa yang punya aspirasi, apakah mayoritas atau minoritas. Konstitusi hanya mengatur hak warga negara menjalankan ibadah dan ini berlaku.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Terhadap persoalan GKI Yasmin, kata Buyung, YLBHI akan memediasi untuk mempertemukan Wali Kota Bogor, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, serta GKI Yasmin. Negara harus mengambil peran besar. "Kalau pemerintah pusat membiarkan, sama saja mendukung tindakan ini dan akan menjalar ke daerah lain."

Jika mediasi gagal, MA harus segera mengeksekusi dan bekerja sama dengan kepolisian. Cara paksa harus ditempuh untuk menegakkan keadilan. Kalau tidak dilakukan berarti Wali Kota membangkang. "Saya ingin negara ini berani mengambil sikap pada aparat. Jangan hanya membiarkan saja," katanya.

Kemarin, perwakilan GKI Yasmin meminta perlindungan ke Pengurus Besar Nahdlatul Ulama karena dilarang beribadah. Apalagi Wali Kota Bogor menyegel tempat ibadahnya. "Kami datang meminta perlindungan PBNU karena kami sudah merasa tidak nyaman beribadah," kata juru bicara GKI Yasmin, Bona Sigalingging, saat bertemu dengan Ketua PBNU Said Aqil Siradj.

GKI Yasmin tidak bisa melakukan ibadah seperti biasa. Gereja mereka disegel oleh Wali Kota Bogor karena dinilai melanggar aturan. Bona membeberkan kesulitan mereka dan gangguan yang selalu diterima jemaat GKI Yasmin saat melakukan ibadah pada setiap hari Ahad. "Kami selalu diintimidasi dan diteror saat beribadah setiap hari Ahad oleh kelompok-kelompok tertentu," katanya.

IRA GUSLINA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Gosip Gereja Hilang, Sekolah Santa Laurensia Terima Siswa Baru

8 Maret 2018

Ilustrasi anak bersekolah. shutterstock.com
Gosip Gereja Hilang, Sekolah Santa Laurensia Terima Siswa Baru

Lima bulan pembangunan sekolah Santa Laurensia terkatung-katung akibat kabar bohong tentang proyek gereja. Siswa akan ditampung di gedung lain.


Isu Gereja Tak Terbukti, Proyek Sekolah Santa Laurensia Berlanjut

7 Maret 2018

Lokasi proyek Sekolah Umum Santa Laurensia di kompleks perumahan Suvarna Padi, Kecamatan Sindang Jaya, Kabupaten Tangerang. TEMPO/JONIANSYAH HARDJONO
Isu Gereja Tak Terbukti, Proyek Sekolah Santa Laurensia Berlanjut

Setelah terhenti dilanda isu proyek gereja terbesar di Asia, pembangunan Sekolah Santa Laurensia di Suvarna Padi, Alam Sutera, Tangerang, dilanjutkan.


Resmikan Gereja HKBP Cilincing, Sandi Menikmati Tari Tortor

11 November 2017

Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menari Tor-tor bersama jemaat Gereja HKBP Cilincing, Jakarta Utara. 11 November 2017. TEMPO/Chitra Paramaesti
Resmikan Gereja HKBP Cilincing, Sandi Menikmati Tari Tortor

Saat dijemput jemaat HKBP Cilincing, Jakarta, Sandi ikut menikmati tarian Tortor di gereja tersebut.


Warga Tuding Gereja Scientology Keruk Dana Jemaah

24 Oktober 2017

Cathriona dikabarkan mengikuti kelas di Scientology Celebrity Center ini. Jim Carrey diketahui tidak menyukai dan sering mengolok-olok Scientology dalam leluconnya. REUTERS
Warga Tuding Gereja Scientology Keruk Dana Jemaah

Gereja Scientology mengatakan selalu membantu warga sekitar yang membutuhkan bantuan.


Kepala Proyek Santa Laurensia Jamin Tak Bangun Gereja Terbesar

20 Oktober 2017

Ilustrasi gereja di Eropa. Maxpixel.com
Kepala Proyek Santa Laurensia Jamin Tak Bangun Gereja Terbesar

Kepala Proyek Sekolah Santa Laurensia Suvarna Padi di Alam Sutera, Pilonedi Sioan Angen menjamin tidak ada pembangunan gereja terbesar di Asia Tenggar


Isu Gereja Terbesar, Ini yang Dilakukan Sekolah Santa Laurensia

20 Oktober 2017

Ilustrasi gereja di Eropa. Maxpixel.com
Isu Gereja Terbesar, Ini yang Dilakukan Sekolah Santa Laurensia

Sekolah Santa Laurensia mengapresiasi keputusan bersama yang meminta menyetop sementara proyek sekolah di Suvarna Padi, Alam Sutera.


Isu Gereja Terbesar, Bupati Tangerang: Pemkab Tak Keluarkan Izin

19 Oktober 2017

Ilustrasi gereja di Eropa. Maxpixel.com
Isu Gereja Terbesar, Bupati Tangerang: Pemkab Tak Keluarkan Izin

Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar memastikan izin yang dikeluarkan untuk pembangunan di Alam Sutera adalah untuk sekolah, bukan gereja.


Pembangunan Gereja Terbesar di Asia, Bupati Tangerang: Hoax

19 Oktober 2017

Bupati Tanggerang Ahmed Zaki Iskandar memenuhi panggilan Polda Metro Jaya untuk membahas kampung Dadap, Jakarta, Rabu, 11 Mei 2016. (TEMPO/ MAWARDAH)
Pembangunan Gereja Terbesar di Asia, Bupati Tangerang: Hoax

Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar memastikan kabar pembangunan gereja terbesar di Asia Tenggara di Alam Sutera adalah hoax.


Rahmat Effendi: Walau Ditembak, Izin Santa Clara Tak Saya Cabut

3 April 2017

Rahmat Effendi: Ada yang Mau Melihat Bekasi Jadi Kota Intoleran. TEMPO/Ryan Maulana
Rahmat Effendi: Walau Ditembak, Izin Santa Clara Tak Saya Cabut

Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengatakan, walaupun ditembak, ia tak akan mencabut izin pembangunan Gereja Santa Clara karena izin itu adalah produk negara.


Wali Kota Gelar 'Sidang Terbuka' Proses Izin Gereja Santa Clara  

30 Maret 2017

Aparat kepolisian terlibat bentrok dengan ratusan ormas Islam, di depan Gereja Katolik Santa Clara, Bekasi, Jawa Barat, 24 Maret 2017. Aksi bentrokan tersebut membuat sejumlah aparat kepolisian dan pemuda Ormas Islam terluka. AP Photo
Wali Kota Gelar 'Sidang Terbuka' Proses Izin Gereja Santa Clara  

Wali Kota Bekasi mengumpulkan semua pihak yang terlibat dalam proses perizinan pembangunan Gereja Santa Clara di Bekasi Utara.