TEMPO.CO , Jakarta:- Kecelakaan bus terus terjadi. Kemarin sebuah bus pariwisata terlibat tabrakan beruntun di Desa Jombol, Majalengka, dan sebuah bus lainnya menyeruduk angkutan kota di ruas tol Jagorawi, Bogor, Jawa Barat. Kecelakaan ini mengakibatkan tiga orang tewas (seluruhnya di Majalengka) dan 29 korban luka-luka.
Menurut pengamat otomotif Suhari Sargo, penyebab kecelakaan ini bukan cuma bus yang tak laik jalan. Banyak sopir bus tidak menguasai teknik mengendarai mobil besar ini. Jadi, "Yang tak kalah penting adalah bagaimana mereka bisa mengendalikan kendaraan saat berjalan, bukan hanya duduk dan ngegas," katanya, Minggu 12 Februari 2012.
Suhari mencontohkan kasus rem blong yang diduga mengakibatkan kecelakaan di jalur Puncak dan menewaskan 15 orang pada Jumat pekan lalu. Pada jalanan menurun, dia menjelaskan, pengemudi tidak bisa hanya mengandalkan rem yang diinjak. Tromol bisa panas. "Harus dibantu juga dengan rem mesin, yakni menurunkan persneling," ujarnya.
Faktor yang juga sering dilupakan adalah muatan. Apabila muatan berlebih, kendaraan menjadi tidak stabil, terlebih ketika sedang melaju kencang dan melewati tikungan. "Pengereman pun menjadi lebih berat."
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Suroyo Alimoeso justru menyoroti kondisi jalan yang padat, yang membuat pengemudi cepat lelah dan kehilangan konsentrasi, ditambah kurangnya fasilitas bagi pejalan kaki sehingga jalanan semakin tidak aman. "Ketersediaan dan kualitas jalan adalah tanggung jawab Kementerian Pekerjaan Umum," ucapnya.
Suroyo menyatakan pihaknya selama ini telah menjalankan tanggung jawab untuk membuat transportasi umum aman. Dia mencontohkan, kewajiban perusahaan yang mengoperasikan angkutan umum mengecek armadanya enam bulan sekali.
Lukman Iskandar, 43 tahun, sopir bus Karunia Bhakti, telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kecelakaan di Puncak. Lukman sempat kabur ke rumahnya di Kampung Kaum, Garut, Jawa Barat, karena takut dihakimi massa. "Tersangka sudah diamankan. Saat ini masih melakukan pemeriksaan kepadanya," kata Kepala Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Bogor Ajun Komisaris Syarif Zainal Abidin kemarin.
l GADI MAKITAN | IVANSYAH | ARIHTA
Berita terkait
Sopir Bus Karunia Bakti Jadi Tersangka
Izin Dicabut, Bus Karunia Bakti Tetap Beroperasi
Istri Korban Tabrakan Bus di Cisarua Belum Ketemu
Sebelum Tabrakan Cisarua, Penumpang Ingatkan Sopir
Tabrakan di Cisarua, Ini Kesaksian Penumpang
Kata KNKT Soal Tabrakan Maut Cisarua