TEMPO.CO , Jakarta: Bos Sanex Steel Mandiri Tan Harry Tantono yang tewas dibunuh orang-orang Kei ternyata sempat punya ambisi besar. Dia ingin mendapatkan proyek jembatan Selat Sunda. Pengacara Tan Harry, Carrel Ticualu, mengatakan kliennya sudah melakukan lobi ke sana ke mari untuk mendapatkan proyek tersebut.
“Dia pernah mengatakan kali ini dia bisa mendapatkan proyek itu,” kata Carrel, Jumat 24 Februari 2012. “Saya bisa menawar lebih murah dari pesaing.”
Carrel mengatakan Tan Harry, yang akrab dipanggil Ayung, sudah memperhitungkan ongkos pembangunan jembatan Selat Sunda. Ongkos tersebut, kata Carell, jauh lebih murah dari estimasi nilai proyek. “Dia bilang jembatan itu bisa dibangun dengan Rp 50 triliun,” katanya.
Carrel mengatakan Ayung sudah melakukan lobi untuk menaksir ongkos pembangunan jembatan Selat Sunda. Termasuk bolak-balik Indonesia-Cina untuk bertemu kelompok sindikasi yang membangun jembatan Surabaya-Madura (Suramadu). Juga menjajaki bank-bank Cina yang kemungkinan tertarik dengan proyek tersebut.
Carrel mengatakan Ayung pun siap bersaing untuk mendapatkan proyek tersebut. “Dia pengusaha yang ambisius,” katanya.
Namun, akhir Januari lalu, Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto mengatakan pemerintah akan bekerja sama dengan grup milik pengusaha Tommy Winata dalam pembangunan Jembatan Selat Sunda.
ANANDA BADUDU
Berita Lain
Enam Anak Buah John Kei Masuk DPO Polisi
Polisi Akan Cek Prosedur Penangkapan John Kei
Ada 'Order' Pembunuhan Direktur Power Steel?
Hubungan John Kei dan Alba Fuad
Polisi: Ada Belasan Catatan Kriminal John Kei
Hotel C'One Sepi Setelah John Kei Ditangkap