TEMPO.CO, Jakarta - PT MRT (Mass Rapid Transit) Jakarta menjawab protes yang diajukan warga terkait dengan pembangunan konstruksi melayang MRT di sepanjang Jalan Lebak Bulus-Blok M, Jakarta Selatan. "Untuk rute dan bentuk sudah lama ditetapkan oleh pemerintah," kata Kepala Biro Komunikasi PT MRT Jakarta, Manpalagupta Sitorus, Senin 5 Maret 2012.
Gupta mengatakan proyek yang akan dijalankan sudah melalui pertimbangan agar dampak konstruksi bagi warga dapat diminimalkan. Jika pembangunan di sepanjang Lebak Bulus hingga Sisingamangaraja dilakukan di bawah tanah, warga di sepanjang jalur tersebut harus memundurkan fondasi bangunan mereka lebih jauh.
Baca Juga:
“Kebutuhan secara teknis dalam proses pembangunan tersebut tidak diperlukan apabila pembangunan jalur MRT dilakukan dengan struktur layang,” kata dia.
Tipe layang untuk jalur tersebut juga berdasarkan perhitungan atas dampak lalu lintas selama periode konstruksi. Ia menyatakan dampak lalu lintas dianggap lebih besar apabila pembangunan dilakukan di bawah tanah. “Pembangunan bawah tanah membutuhkan lahan kerja yang lebih luas, sehingga sebagian besar jalan harus ditutup dalam proses pembangunan.”
Dengan struktur layang, empat jalur jalan juga akan tetap dipertahankan. Pertimbangan lain, pembangunan jalur bawah tanah akan memakan biaya yang lebih besar.
Puluhan warga yang mengatasnamakan Warga Jakarta Selatan Lebak Bulus-Sisingamangaraja mendatangi kantor PT MRT Jakarta Senin 5 Maret 2012 pagi tadi. Mereka memprotes struktur melayang dan meminta proyek dibuat di bawah tanah karena kekhawatiran roda bisnis yang akan terganggu dan juga dampak kekumuhan yang bakal tercipta di kolong struktur melayang nantinya.
MARIA YUNIAR