TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 20 aktivis perempuan yang tergabung dalam Forum Keadilan Perempuan membagikan 500 stiker kepada bus dan angkutan kota di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur, Selasa 6 Maret 2012. Pada stiker kuning itu mereka menulis, "Stop perkosaan dan pelecehan seksual".
Stiker dimaksudkan sebagai bentuk kampanye bahwa kekerasan atas perempuan harus dihentikan. Mereka mendesak pemerintah tegas mengusut tuntas kasus pelecehan dan kekerasan pada perempuan. "Kasus pelecehan seperti Mei 1998 saja sampai sekarang tidak jelas," kata Dian Novita, koordinator lapangan pembagian stiker.
Dian menyatakan, aksi sengaja dilakukan di Terminal Kampung Rambutan yang menjadi satu diantara titik keberangkatan bus dan angkutan kota ke wilayah pinggiran Jakarta. Menurut dia, di daerah pinggiran Jakarta itulah paling banyak terjadi kasus pelecehan dalam angkot.
Mengutip data Komnas Perempuan, Dian mengatakan bahwa ada 93.960 kasus kekerasan seksual dari total 400.939 kasus kekerasan yang dilaporkan. "Dengan demikian setiap hari ada 20 perempuan menjadi korban kekerasan seksual," kata Dian.
Data juga memperlihatkan bahwa pemerkosaan adalah jenis kekerasan seksual yang paling banyak terjadi, yaitu mencapai lebih dari 50 persen dari seluruh kasus yang didokumentasikan dan terpilah atau 4.845 kasus. Tahun lalu saja, Kepolisian Polda Metro Jaya menyebut ada 68 kali kejahatan perkosaan.
Sedangkan kasus pemerkosaan di angkutan umum sedikitnya terjadi enam kali dalam 6 enam bulan terakhir. Sebut saja kasus Livia Pavita Soelistio, mahasiswi Universitas Bina Nusantara dan R, ibu rumah tangga di Depok. "Sayangnya, hingga saat ini belum ada penyelesaian tuntas terhadap kasus-kasus tersebut," kata Dian.
Pembagian stiker sekaligus menjadi rangkaian awal dari peringatan Hari Perempuan Internasional yang jatuh 8 Maret mendatang. Lusa, mereka berencana menggelar aksi bagi-bagi stiker di depan Istana Negara. "Akan kami bagikan ke pengendara yang lewat depan Istana," kata Dian.
ATMI PERTIWI