TEMPO.CO, Jakarta - Pakar kriminologi dari Universitas Indonesia Andrianus Meliala menilai polisi perlu membentuk satuan khusus guna menangani geng motor. Soalnya, geng motor bukanlah hal yang mudah ditangani dalam waktu singkat.
"Geng motor punya gaya khusus tersendiri sehingga tidak bisa diatasi dengan cara biasa. Perlu ada satuan khusus yang menangani hal tersebut," kata Andrianus ketika dihubungi Tempo, Minggu, 15 April 2012.
Adrianus menambahkan bahwa dalam pembentukan satuan khusus tersebut, polisi juga perlu memperhatikan faktor umur anggota geng motor. Karena mayoritas anggota geng motor saat ini adalah pemuda, maka satuan khusus untuk penanganan geng motor tersebut juga perlu punya polisi khusus pemuda.
"Pemuda punya gaya khusus, jadi perlu ada personel yang paham soal pemuda juga. Jangan samakan anggota geng motor ataupun geng motor itu sendiri dengan kelompok preman atau kriminal pada umumnya,"kata Adrianus menjelaskan.
Menurut Andrianus, polisi tampak kewalahan menangani geng motor saat ini. Menurut dia, hal itu karena salah polisi sendiri. Ia menganggap polisi bekerja secara salah, yaitu secara reaktif. Padahal, untuk kasus geng motor, yang dibutuhkan adalah operasi yang proaktif ataupun preventif karena geng motor tidak muncul secara tiba-tiba.
Menurut Andrianus, dengan situasi sekarang dengan sejumlah geng motor sudah terlanjur merajai di beberapa titik di wilayah Ibu Kota, tak ada cara lain kecuali polisi harus kerja keras. Polisi harus berani bertindak tegas dan serempak, jangan ragu-ragu dan cepat kalah.
Untuk geng motor yang masih di tingkat benih, anak-anak yang suka nongkrong di pinggir jalan, Adrianus menyarankan polisi mengerahkan binmas. Ujarnya, binmas bisa digunakan untuk menekan potensi-potensi geng motor yang berbahaya.
"Geng motor kan terbentuk atas serangkaian fenomena. Awalnya dimulai dari yang awalnya nongkrong, berlanjut ke balapan liar, dan terakhir mulai konvoi serta mencari musuh," ujar Adrianus menambahkan.
Aksi geng motor yang tengah ramai diberitakan saat ini adalah geng motor berpita kuning dan beranggotakan kurang lebih 200 orang yang melakukan tindakan brutal di Ibu Kota. Dalam aksinya, mereka menggunakan motor dan melakukan penyerangan di sejumlah tempat berkumpul pemuda-pemudi adalah minimarket seperti waralaba 7 Eleven.
Beberapa saksi mata menyebutkan para pengendara sepeda motor yang mengenakan pita kuning tersebut memiliki ciri fisik berbadan tegap dan rambut cepak. Akibat aksi brutal mereka, dua orang dikabarkan meninggal dunia.
ISTMAN MP
Berita terkait
Geng Motor, dari Nongkrong, Balapan Liar, Lalu Cari Musuh...
Polda: Tak Ada Geng Motor di Jakarta
Korban Geng Motor Dua Pekan Terakhir
Huru Hara Geng Motor Jakarta
Foke: Tak Semua Geng Motor Liar
Polisi Dinilai Kewalahan Atasi Geng Motor
Keluarga Tersangka Geng Motor Khawatir Diserang
Kasus Geng Motor, Polda Dianggap Lamban
Kasus Geng Motor, Polisi - TNI Perluas Pengamanan
Waspadai 80 Titik Rawan Geng Motor di Jakarta
Tersangka Geng Motor Bantah Keroyok TNI AL