TEMPO.CO, Jakarta - Dituding tak becus menangani geng motor, polisi akhirnya angkat suara. Juru Bicara Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Rikwanto mengatakan bahwa mengusut dan menangkap pelaku penyerangan bermotif geng motor bukan merupakan hal yang sulit. "Ini tinggal tunggu waktu saja," ujar Rikwanto, pada Senin 16 April 2012.
Rikwanto menambahkan, mereka kini sedang berkoordinasi dengan Pomal (Polisi Militer Angkatan Laut). "Koordinasi adalah pemeriksaan dan penyelidikan mengenai benar atau tidaknya, ada anggota TNI AL yang terlibat dalam kasus ini," ia mengatakan.
Insiden penyerangan oleh geng motor itu sudah terjadi dua pekan lalu. Lalu, pada 7, 8 dan 13 April 2012 terjadi serangan balasan dari ratusan orang berambut cepak yang menggunakan motor. Mereka menyerang anak-anak muda yang nongkrong di Tanjung Priok, Salemba, dan Jalan Pemuda. Sudah dua pekan kasus ini bergulir namun pelakunya belum juga terungkap.
Sejauh ini baru ada satu orang yang ditangkap, yaitu seorang mahasiswa bernama Joshua Raynaldo Radja Gah, pada Senin 9 April 2012. Ia kini mendekam di tahanan Polres Jakarta Utara.
Ia diduga menjadi salah satu pelaku pengeroyokan terhadap Arifin, seorang staf TNI AL (Angkatan Laut), pada Sabtu 31 Maret 2012, di Pademangan, Jakarta Utara. Kasus itu menjadi awal pengeroyokan berantai selanjutnya.
Pekan berikutnya, pada Sabtu 7 April, beberapa remaja yang berkumpul di SPBU Shell di Sunter dikeroyok puluhan orang yang mengendarai sepeda motor. Mereka memiliki ciri berbadan tegap, berambut cepak, dan wajahnya dicat putih. Dalam kejadian ini, remaja bernama Soleh tewas. Serangan itu terekam oleh kamera CCTV . Dalam rekaman itu terlihat adanya bahasa-bahasa komando khas tentara.
Esoknya, empat pemuda babak belur saat sedang berkumpul di Jalan Benyamin Sueb, Kemayoran, Jakarta Pusat. Ciri-ciri pelaku pengeroyok sama seperti peristiwa Sunter. Adanya dua peristiwa itu menimbulkan dugaan kuat bahwa aksi tersebut adalah balas dendam rekan-rekan Arifin atas kematiannya. Namun hingga kini Polisi belum memberikan kepastian.
Peristiwa bermotif geng motor ini terus berlanjut. Jumat dini hari 13 April 2012, tujuh kasus pengeroyokan kembali terjadi di sekitar wikayah Jakarta Pusat dan Utara. Pemuda bernama Anggi tewas di Jalan Pramuka, Jakarta Pusat.
Hingga kini pun belum ada titik terang pelaku yang tertangkap. "Kami masih periksa sejumlah saksi yang teridiri dari warga sekitar saat kejadian," Rikwanto mengatakan. Ia membantah anggapan bahwa polisi hanya fokus pada pengusutan kasus pengeroyokan Arifin. "Kami kan masih komunikasi dengan Pomal," ujarnya.
Adapun dalam mengamankan daerah rawan pengeroyokan, polisi bersama TNI mengerahkan pasukannya. Sebanyak 250 orang anggota gabungan mengadakan patroli mulai Jumat 13 April 2012 yang dimulai dari Polres Jakarta Pusat.
SATWIKA MOVEMENTI