TEMPO.CO, Jakarta- Rektor Universitas Pertahanan Indonesia (Unhan) Syarifudin Tippe menilai aksi seorang anggota Tentara Nasional Indonesia yang menodongkan senjata api ke kalangan sipil di Jalan Palmerah beberapa waktu lalu bukan merupakan refleksi dari kurikulum pendidikan tentara.
"Kalau ada yang (bertindak) seperti itu, harus didalami. Itu namanya keadaan khusus atau kasus," kata Syarifudin, di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Senin, 7 Mei 2012.
Menurut dia, kurikulum dalam pendidikan tentara sudah didesain sedemikian rupa untuk menjawab berbagai tantangan yang dihadapi seorang anggota TNI. "Kurikulum ternyata menghasilkan sumber daya manusia yang bagus," ujar Syarifudin. Ia menganggap aksi koboi Palmerah merupakan aksi yang dilakukan oknum dan bersifat individual.
Selasa 1 Mei 2012 lalu sebuah video berjudul Koboy Palmerah diunggah di Youtube dan menjadi pembicaraan di jejaring sosial Twitter.
Dalam video itu tampak percekcokan seorang pengendara mobil TNI Angkatan Darat bernomor pelat nomor 1394-00 dengan seorang pengendara skuter. Dalam video tersebut, Kapten A, seorang anggota militer, terlihat menggenggam pistol dan tongkat besi.
PRIHANDOKO
Berita terkait
Masih Diperiksa, Kapten 'Koboy Palmerah' Ngantor Seperti Biasa
Beda Nasib 'Koboi Restoran' dan �Koboi Palmerah�
Aksi 'Koboi' Marak, Polisi Perketat Izin Kepemilikan Senpi
Todong Karyawan Restoran, Iswahyudi Ditahan
Mengapa Koboy Palmerah Merasa Superior
Kapten 'Koboy Palmerah' Diperiksa Pomdam Jaya
Mabes TNI AD Akui 'Koboy Palmerah' Itu Anggotanya
Video: Diserempet, Koboi Palmerah Todongkan Pistol