TEMPO.CO, Depok- Fikri Hardianto, 13 tahun, siswa kelas 1 Sekolah Menengah Pertama (SMP) Yayasan Pendidikan Ar Raudah, Depok, tewas setelah tenggelam di Kolam Renang Tirta Sari, Cipayung, Sukmajaya. Pudji Waluyo, guru SMP Ar-Raudah, membawa sekitar 60 siswa ke kolam renang tersebut untuk penilaian akhir praktek renang. "Semua kelas 1 ikut praktek renang untuk penilaian akhir" kata Ketua Unit Reserse Kriminal Kepolisian Sektor Sukmajaya Ajun Komisaris Syah Johan, Senin, 14 Mei 2012.
Menurut Syah Johan, kejadian nahas itu terjadi setelah praktek penilaian renang selesai. Praktek renang dilakukan pada Ahad 13 Mei 2012 pukul 08.00-10.00. "Setelah tes ada acara bebas. Para siswa masing-masing berenang sendiri," ujar Syah Johan.
Saat acara bebas itu, tiba-tiba Fikri terjatuh ke dalam kolam renang yang berkedalaman 1,2 meter tersebut. Dia tenggelam. Tangannya menyembul ke atas dan menggapai-gapai minta pertolongan. "Entah kenapa dia tercebur dan tenggelam," katanya.
Pengawas kolam kemudian melihat dan segera loncat ke dalam kolam untuk menolongnya. Setelah diangkat, dia sudah lemas dan pengawas membantu mengeluarkan air dari mulutnya. "Fikri muntah dan airnya keluar," kata Syah Johan.
Pengawas kolom dan gurunya membawa Fikri ke klinik terdekat di Sukmajaya. Fikri menghembuskan nafas terakhir di klinik tersebut. "Baru beberapa saat di klinik, ia meninggal," kata Syah Johan.
Pengelola Kolam Renang Tirta Sari, Gatot Suroyo, mengatakan memang ada siswa yang jatuh di kolom tersebut. Saat kejadian, kata Gatot, ada lima orang pengawas di kolam renang. "Dua pengawas langsung menolong dan telah diberikan pertolongan pertama," katanya.
Gatot tidak tahu penyebab siswa tersebut jatuh ke kolam. Menurutnya, sebelumnya tidak ada kejadian seperti itu. "Saya tidak tahu jatuhnya karena terpeleset atau sakit," katanya.
Menurut Gatot, Fikri sebenarnya bisa berenang. Hal itu terlihat saat berada di kolam renang, siswa itu bisa mengambang. Tak hanya itu, pelajar itu juga memiliki postur tubuh yang tinggi. "Dalam kolam dia bisa mengambang," katanya.
Syah Johan mengatakan kejadian itu murni kecelakaan. Tapi pihaknya tetap melakukan penyelidikan kemungkinan-kemungkinan penyebab kematian Fikri. "Kami masih menyelidiki penyebab siswa itu bisa terjatuh ke kolam," kata Syah Johan.
Dari pemeriksaan, kata Syah Johan, Fikri tidak membentur benda keras saat terjatuh ke kolam. Dari pemeriksaan fisik tidak ditemukan bekas benturan keras baik luka lecet, berdarah, serta benjol dan memar. "Tidak ada bekas luka benda keras maupun benda tajam di tubuh korban. Orang tua anak juga sudah menerima dan iklas Fikri meninggal," ujarnya.
ILHAM TIRTA