TEMPO.CO, Jakarta - Survei yang digelar majalah Tempo dan Lembaga Survei Indonesia memperkirakan perolehan suara Fauzi-Nachrowi dan Jokowi-Basuki berselisih ketat. Isu agama diperkirakan sangat mempengaruhi pilihan. Karakteristik responden yang tak menjawab cenderung mirip dengan pemilih Jokowi.
Laporan utama majalah Tempo edisi 17 September 2012 bertajuk "Survei Memastikan..." menunjukkan bahwa pasangan calon gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli diperkirakan meraih suara 44,7 persen. Adapun pasangan Joko Widodo-Basuki Tjahaya Purnama atau Ahok meraih 45,6 persen suara.
Hasil ini belum hasil final. Dari survei itu ada 9,7 persen responden yang belum memutuskan pilihannya. Dari hasil analisis data, menurut Burhanuddin Muhtadi, Direktur Komunikasi Lembaga Survei Indonesia, para responden yang belum memilih ini menolak diwawancarai atau tak berada di rumah saat masa survei. Namun, mereka ini karakteristiknya lebih menyukai Jokowi. "Jika analisis ini terbukti, Jokowi akan unggul jauh dari Fauzi," kata Burhanuddin.
Kalah pada putaran pertama, 11 Juli lalu, Fauzi mengatakan timnya terlalu percaya diri karena selalu unggul dalam jajak pendapat. Sebelum pemilihan, ketika itu, semua lembaga survei memperkirakan ia akan unggul dibanding kandidat lain. Tim inkumben bahkan mengusung slogan "Menang Satu Putaran", pernyataan yang terkesan jumawa. Hasilnya, pasangan Jokowi-Basuki memimpin dengan 42,6 persen suara. Fauzi-Nachrowi hanya mampu meraup 34,05 persen suara.
Kini Fauzi-Nachrowi berusaha mengatasi ketertinggalan. Adapun Jokowi-Basuki berupaya memperbesar kemenangan. Dari hasil sigi yang dilakukan Lembaga Survei Indonesia bekerja sama dengan Tempo pada 2-7 September 2012, Fauzi diperkirakan mampu mendongkrak perolehan suara mendekati pesaingnya. "Selisihnya masih dalam kisaran tingkat kesalahan," kata Burhanuddin Muhtadi.
Basis kekuatan para pemilih Foke, menurut survei Tempo dan LSI ini, ada di Jakarta Barat (45 persen suara di daerah itu), Jakarta Pusat (46 persen), dan Jakarta Selatan (45 persen).
Sigi menunjukkan isu agama dan etnis terbukti sukses mendongkrak suara Fauzi Bowo. Dukungan Prabowo ke Jokowi tak dipersoalkan para responden. Tak heran, tim sukses Foke menggenjot kampanye iklan di berbagai media dengan kampanye salawat. Dalam survei, hal ini juga tergambar saat responden pemilih Foke ditanya mengapa mereka memilih Bang Kumis. Jawabannya, 21,7 persen responden memilih Foke karena dia mewakili agama yang dianut.
Sumbangan suara Foke juga didukung oleh para pemilih Hidayat Nur Wahid dan Didik Rachbini. Sebanyak 57 persen pendukung Hidayat-Didik berpindah mendukung Foke. Sisanya, yang beralih mendukung Jokowi hanya 30 persen dan 13 persen lainnya belum memutuskan.
Sigi dilakukan pada 800 responden, yang dipilih dengan metode stratified two-stage random sampling, dengan basis daftar pemilih tetap. Responden terpilih diwawancarai langsung oleh dua pewawancara. Kontrol dilakukan oleh supervisor dengan menelepon responden terpilih untuk dimintai konfirmasi. Tingkat kesalahan hasil survei ini diperkirakan lima persen.
Burhanuddin memberi catatan. Berbeda dengan daerah lain, tingkat respons survei di Jakarta cukup kecil. Dari 800 responden terpilih, hanya 399 yang bisa diwawancarai
BUDI SETYARSO | BS
Berita Terpopuler:
Pilkada DKI: Agama Yes, Prabowo No
Siapa Penentu Kemenangan Foke atau Jokowi?
"Survei Memastikan..."
Kelas Menengah Bisa Tentukan Kemenangan Jokowi
Bagaimana Jokowi dan Foke Saling Serang Saat Debat
Debat Cagub DKI Panas tapi Tak Bernas