TEMPO.CO, Jakarta - Polisi menjaga ketat sidang perdana kelompok penyerang “Kill Bill” di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Kelompok ini ditangkap karena melakukan serangan brutal pada kelompok lawan saat melayat di RSPAD Gatot Soebroto. Pengamanan sidang kali ini, sejauh pantauan Tempo, seketat pengamanan untuk sidang John Kei beberapa saat lalu.
"(Ada) sekitar 400 polisi," ujar Kepala Bagian Operasional Kepolisian Resor Jakarta Pusat Ajun Komisaris Besar Irsan, Rabu, 26 September 2012. Di sekitar Jalan Gajah Mada, puluhan anggota Brimob berjaga menenteng senjata dan enam truk pengendali massa juga terparkir di sana. Personel yang diturunkan merupakan gabungan dari Polda Metro Jaya, Polres Jakarta Pusat, dan Polsek Gambir.
Pintu masuk pengadilan yang biasanya terbuka lebar kini tertutup rapat. Pengunjung harus masuk melalui pintu kecil yang hanya muat seorang pejalan kaki. Di sana, polisi juga melakukan penyisiran pada setiap pengunjung yang hendak memasuki ruang sidang. "Maaf, tasnya kami periksa dulu," ujar salah seorang petugas. Tujuannya adalah mencegah masuknya senjata tajam dan api ke ruang sidang.
Namun, massa pendukung kelompok “Kill Bill” ini tak sebanyak massa John Kei. Suasana tempat parkir terlihat sepi. Suasana di dalam ruang sidang saat pelaku yang diduga otak serangan, Renny Tuppesy, menerima dakwaan, dipadati para pendukung.
Kejadian penyerangan ini terjadi pada 23 Februari 2012 lalu. Mereka menyerang kelompok lain yang sedang melayat mendiang Bobby Sahusilawan. Penyerangan ini menewaskan dua orang dan melukai empat orang dari kelompok lawan. Serangan ini konon dipicu masalah utang terkait narkoba senilai Rp 280 juta.
Atas serangan itu, polisi lalu menetapkan 10 tersangka. Mereka adalah Renny Tupessy, Edward Tupessy, Gheretes Tamatala, Tony Poceratu, Rent Penturi, Yongky Maslebu, Rely Petirulan, John Robert Sofa alias Onchu, Abraham Tuhehai, dan Rio. Polisi menjerat mereka dengan beberapa pasal, mulai dari penganiayaan hingga pembunuhan berencana. Semuanya secara bergilir menjalani sidang hari ini.
M. ANDI PERDANA
Terpopuler:
Jokowi-Basuki Akan Kembangkan Kereta Api
Sebelum Meninggal, Alawy Tak Sempat Cium Sang Ibu
KPAI: Tawuran Menampar Dunia Pendidikan
SMA 6 Minta Polisi Usut Tuntas Tawuran di Bulungan
Penumpang Keluhkan Tarif Commuter Line Naik