TEMPO.CO, Jakarta - Akhir September 2012 lalu, Jakarta dikejutkan oleh kematian sepasang kekasih, Mirza Nuruzzaman, 35 tahun, dan Asywarah Indah Sari Eka Putri, 26 tahun. Keduanya berencana menikah sepekan sebelum maut merenggut nyawa mereka. Masjid untuk lokasi pernikahan sudah dipesan. Undangan pun telah disebar.
Yang membuat kasus ini misterius adalah polisi menduga calon pengantin pria membunuh kekasihnya, sebelum kemudian bunuh diri. Benarkah? Apa motif di balik pembunuhan itu? Untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, reporter Tempo, Munawwaroh, menelusuri satu demi satu fakta yang berkaitan dengan tragedi ini.
***
Sebelum tragedi di Kalibata yang merenggut nyawa calon pengantin: Mirza Nuruzzaman dan Asywarah Indah Sari Eka Putri, persiapan pernikahan mereka sebenarnya sudah matang. “Semua surat-surat dan persyaratan sudah lengkap. Tinggal menunggu hari akad nikah, pada Sabtu pagi, 29 September 2012," kata Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur, H.M. Mujib, kepada Tempo, dua pekan lalu.
Menurut Mujib, rencana pernikahan Mirza dan Eka didaftarkan di KUA Duren Sawit pada 5 September 2012. Semua persyaratan pernikahan diurus langsung oleh pengurus Masjid Baittusalam, Pondok Kelapa, tempat Mirza dan Eka akan melangsungkan akad dan resepsi pernikahan.
Pada Senin, 24 September 2012, pasangan Mirza-Eka seharusnya datang lagi ke Kantor Urusan Agama untuk diwawancarai petugas tentang rencana pernikahan mereka. "Hanya tinggal satu hal itu. Setelah selesai wawancara, bisa langsung tanda tangan," kata Mujib. Dialah yang akan berperan sebagai penghulu pada akad nikah pasangan ini.
Begitu tiba di Indonesia pada awal September lalu, Mirza langsung sibuk melengkapi berkas persyaratan pernikahannya. Sebagai warga negara asing di Indonesia, dia harus melegalisasi akta lahir, membuat surat tanda melapor diri ke kantor polisi terdekat di Jakarta, dan melengkapi semua persyaratan lain.
Di Pondok Kelapa, di kediaman keluarga Eka, berbagai persiapan juga sudah dilakukan. Sanak kerabat mereka dari Makassar, Sulawesi Selatan, juga sudah mulai berdatangan. Sebuah rumah yang tak jauh dari kediaman Syamsuri khusus disewa untuk menampung keluarga yang datang dari Makassar dan daerah-daerah lain.
Undangan untuk akad nikah dan resepsi sudah mulai disebar. Kartu undangan untuk para tetangga dan kerabat akan disebarkan Ahad, 23 September 2012. Beberapa kali keluarga Eka memeriksa lokasi pernikahan di Masjid Baitussalam, Pondok Kelapa, yang letaknya tak terlalu jauh dari rumah mereka. Semua sudah siap.
Sebagai persiapan akhir, Syamsuri menyewa sebuah kamar di Apartemen Kalibata City Blok Borneo lantai 16 nomor B 16CG. Apartemen dua kamar ini disewa seharga Rp 3,6 juta untuk satu bulan. Kamar itu disiapkan untuk Mirza Nuruzzaman, sang calon pengantin pria. Direncanakan, Mirza akan tinggal di sana sampai pernikahan berlangsung. Di kamar itu pulalah Mirza membunuh Eka.
MUNAWWAROH
Berita Terkait:
Misteri Kematian Calon Pengantin Kalibata (1)
Misteri Kematian Calon Pengantin Kalibata (2)
Misteri Kematian Calon Pengantin Kalibata (3)
Misteri Kematian Calon Pengantin Kalibata (4)
Misteri Kematian Calon Pengantin Kalibata (5)
Misteri Kematian Calon Pengantin Kalibata (6)
Misteri Kematian Calon Pengantin Kalibata (7)
Misteri Kematian Calon Pengantin Kalibata (8)