TEMPO.CO, Jakarta- Meskipun kerap dilanda banjir, warga Kampung Pulo, Kelurahan Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur, enggan direlokasi dari tempat mereka tinggal sekarang. Alasannya, tempat tinggal mereka dekat dengan tempat usaha. "Banyak warga di Kampung Pulo ini yang kerjanya bergantung dari Pasar Meester," kata Suni, warga RT 03/ RW 03, kepada Tempo, Selasa, 23 Oktober 2012.
Pedagang di Pasar Meester itu khawatir jika dipindah maka akan kehilangan mata pencahariannya. Apalagi, lanjut wanita yang sudah tinggal di Kampung Pulo sejak kecil ini, banyak warga sudah merasa nyaman meski kerap dilanda banjir.
Lurah Kampung Melayu, Bambang Pangestu, mengatakan warga di Kampung Pulo memang kebanyakan bekerja di sektor informal, yaitu sebagai pedagang di Pasar Meester. “Wilayahnya juga strategis, ada di tengah kota, sehingga mungkin warga akan pikir-pikir kalau diminta pindah," ujar Bambang.
Wilayah Kampung Pulo memang kerap dilanda banjir kiriman dari Bendung Kapulampa Bogor. Kemarin banjir menggenang hingga 2 meter. Luapan menggenangi enam dari delapan rukun warga (RW). Di RW 01 ada 171 jiwa dan 68 kepala keluarga yang tinggal di empat RT, sedangkan di RW 02 tercatat tujuh RT yang terendam air dengan 143 kepala keluarga dan 393 jiwa.
Di RW 03 ini tercatat 14 RT yang terdiri dari 210 kepala keluarga dengan 568 jiwa, sedangkan di RW 04 tercatat satu RT dengan 13 kepala keluarga dan 39 jiwa yang menjadi korban. Untuk RW 05 terdapat dua RT dengan 32 kepala keluarga atau 84 jiwa yang menjadi korban banjir dan RW 07 ada enam RT dengan jumlah penduduk 301 jiwa dari 96 kepala keluarga.
"Biasanya yang jadi patokan warga untuk ngungsi adalah Gang 5 ini, jika sampe mulut gang maka baru pada ke posko pengungsian," kata Bambang.
SYAILENDRA