TEMPO.CO, Jakarta--Wanita berusia 22 tahun ini menundukan kepala ketika Tempo menemuinya di Kawasan Semanggi. UP, begitu wanita ini minta dipanggil, menceritakan kisahnya terjun di dalam bisnis prostitusi.
"Saya butuh uang untuk kuliah," kata wanita berambut panjang sebahu ini kepada Tempo pada Jumat, 14 September 2012. "Kemudian saya tanya ke teman-teman."
UP mengatakan selama ini pengahasilannya sebagai sales promotion girl masih kurang. Kemudian salah seorang kawannya memberi informasi soal bisnis prostitusi ini.
"Kawan saya bilang gajinya gede dan kerjanya santai," ujar anak ke terakhir dari lima bersaudara ini. Dia pun memutuskan bergabung kedalam sindikat prostitusi tersebut.
Dia mengaku tahu konsekuensi dari pekerjaannya ini. Sehingga UP berjanji akan pensiun dari pekerjaannya ini untuk melanjutkan kuliah di jurusan sosial.
Menurut UP dia menghubungi nomor telepon yang diberikan oleh kawannya yang juga mantan pekerja seks di tempat tersebut. Kemudian dia bertemu dengan seorang lelaki yang belakangan diketahui sebagai HD, satu dari tiga otak bisnis ini.
Warga Jawa Barat ini juga diminta untuk mengirimkan foto dirinya. "Saya tidak tahu untuk apa," katanya.
Kemudian Selasa (4/12) dia mendatangi Apartemen Aston, Kuningan, untuk memulai kerja pertamanya, sebagai seorang pekerja seks. "Orang tua tahunya saya kerja kantoran," ujar dia sembari tersedu. Dia mengaku menyesal.
Tak disangka, UP mesti menunda sementara mimpinya untuk mengenyam bangku kuliah. Alasannya, pada Rabu (5/12) Satuan Reserse Mobile Kepolisian Daerah Metro Jaya menggrebek Apartemen Aston. UP beserta empat pekerja seks lainnya ditangkap, selain itu Polisi juga menetapkan tersangka tiga orang otak bisnis ini.
Cerita sama dituturkan oleh EV, 25 tahun. "Saya butuh modal bikin usaha kecil berupa salon," katanya kepada Tempo dengan suara lirih.
EV sebelumnya bekerja di salon yang ada di daerah Bandung. Kemudian ditawari temannya untuk menjadi pekerja seks. Wanita berambut ikal ini pun langsung bertolak ke Jakarta.
"Saya sadar segala konsekuensinya," kata dia. Anak keempat dari lima bersaudara ini mengaku sudah dua bulan lamanya bekerja sebagai PSK dibawah sindikat ini.
EV mengatakan dia merasa nyaman bekerja di bawah asuhan "Sonia Mansion". Alasannya, dia tidak diberi target untuk kejar setoran. "Jadi kami yang kerja nyaman," ujarnya.
Meskipun begitu baik EV maupun UP berjanji akan mencari pekerjaan yang layak kedepannya. "Takut orang tua tahu dan kecewa," ucap EV.
Sindikat yang ditangkap oleh Polda Metro Jaya ini dimotori oleh NA, HD, dan RW. Mereka menggunakan internet sebagai media pemasaran. Inikah tiga otak bisnis prostitusi lewat Internet?
Saat ini mereka sudah ditetapkan sebagai tersangka dan dikenai Pasal 2 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Tindak Pidana Perdangan Orang. Simak laporan tempo.co tentang bisnis syur di dunia maya.
SYAILENDRA | MUNAWWAROH