TEMPO.CO, Depok- Massa gabungan mahasiswa dan para pedagang pasang badan menolak penggusuran kios di stasiun Pondok Cina oleh PT KAI pada Jumat, 4 Januari 2013. Mereka bertahan dan menjadi tameng bagi deretan kios mereka sampai rencana penggusuran itu gagal.
"Kami siap pasang badan kalau penggusuran tetap dilakukan," kata salah seorang pedagang, Acong Idris kepada wartawan di stasiun Pondok Cina.
Aksi pedagang didukung oleh ratusan mahasiswa dari Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia, UIN Jakarta, dan STT NF. Mahasiswa berorasi di Stasiun Pondok Cina sementara ratusan pasukan gabungan antara Brimob, Polisi, dan petugas PT KAI bersiaga di peron.
Menurut Acong, pedagang merasa berhak berjualan di stasiun karena mendapatkan kios itu dengan cara membelinya dari pegawai PT KAI sendiri. Acong juga mengaku setiap tahunnya membayar sewa lahan kepada oknum-oknum pegawai PT KAI."Setiap tahun iuran sewanya naik, terakhir 4,9 juta setahun," katanya.
Acong mengaku tidak terima dengan penggusuran karena tidak ada ruang dialog. Mereka tiba-tiba diberi surat pemberitahuan untuk meninggalkan stasiun. "Kami ingin ada dialog sehingga ada solusi yang baik bagi semua," katanya.
Kepala Kepolisian Resor Kota Depok Komisaris Besar Achmad Kartiko mengatakan pihaknya hanya mengamankan kondisi stasiun. Sebanyak 150 personil diturunkan dalam pengamanan ini. "Kalau masalah penggusuran itu bukan tanggungjawab kami," katanya.
Ketua BEM UI, Ali Abdillah, memastikan mahasiswa akan berjaga di Stasiun Pondok Cina semalam suntuk. "Sampai besok, dan nanti malam kami juga jaga di sini," katanya.
ILHAM TIRTA