TEMPO.CO, Tangerang - Pengelola jalan tol Tangerang-Merak, PT Marga Mandala Sakti, mengaku telah membangun drainase dan meninggikan tanah serta tanggul setinggi 1 meter di titik rawan banjir pasca-banjir tahun 2011. ”Tapi banjir masih saja menggenangi ruas tol,” kata Kepala Divisi Hukum dan Humas PT Marga Mandala Sakti, Indah Permanasari, kepada Tempo, Kamis, 10 Januari 2013.
Indah mengatakan, MMS telah mengeluarkan biaya produksi yang cukup besar untuk proyek antisipasi banjir, seperti di Kilometer 37 Kecamatan Balaraja, Kilometer 47 Kecamatan Cikande, dan Kilometer 57-59 Kecamatan Kragilan, Serang, Banten. “Meski begitu, kami tidak pernah menghitung jumlah kerugian akibat banjir tersebut,” katanya.
Indah mengatakan, tiga titik tersebut paling rawan terendam banjir karena dilewati Sungai Cidurian dan Sungai Ciujung. Jika kedua sungai itu meluap, kata dia, air akan naik dan merendam jalan tol, seperti yang terjadi di Km 57-59 saat ini.
Kalau jalan tol sudah terendam, otomatis permukiman warga di sekitar jalan tol pun ikut terendam karena posisi rumah berada di bawah jalan tol. “Ternyata, penyebab utama banjir bukan di lokasi yang kami perkirakan,” kata Indah.
Banjir sepertinya sudah menjadi langganan tahunan bagi pengelola tol Tangerang-Merak. Banjir serupa terjadi pada awal Januari 2011, 2002, dan 2000.
JONIANSYAH