TEMPO.CO , Jakarta: Buruknya cuaca di laut akhir-akhir ini membuat sejumlah nelayan kesulitan untuk melaut. Masalah yang mereka hadapi tak hanya sekedar sulit menembus tingginya ombak, tapi juga banyak banyak masalah lainnya yang harus mereka hadapi.
Berdasarkan keterangan salah satu nelayan bernama Nurjaya yang ditemui di TPI Muara Angke, Jakarta Utara, Senin, 14 Januari 2013, ada tiga kesulitan yang nelayan hadapi saat cuaca buruk.
Pertama, yang paling umum, susah menembus tingginya ombak. Dalam kondisi normal, umumnya ombak paling tinggi mencapai 3 meter. Namun, dalam kondisi cuaca buruk seperti sekarang di mana kecepatan angin bisa bertambah 20-30 knot, ketinggian ombak bisa mencapai 4 meter lebih.
Dengan ketinggian 4 meter lebih, menurut Nurjaya, kapal besar berukuran 60 gross ton pun hanya akan terlihat seperti kapal kecil. Bahkan, di ombak setinggi 3 meter, kapal besar 60 gross ton butuh usaha ekstra untuk melawannya. "Jadi jangan harap bisa menemukan kapal 30 gross ton ke bawah yang melaut di tengah cuaca begini," katanya.
Kedua, cuaca buruk membuat pandangan di tengah laut terganggu. Selain itu, air juga menjadi tampak keruh. Alhasil, susah menentukan di mana letak ikan yang bisa ditangkap.
Ketiga, cuaca buruk membuat angin dan arus laut bergerak kencang. Nurjaya mengatakan, terjangan angin serta arus air yang kencang membuat nelayan kesulitan mengendalikan kapal. Nelayan juga susah melempar jaring ke laut karena angin akan membuat jaring itu tak kunjung menyentuh permukaan air.
"Cuaca jelek begini, air jadi keruh, arus kencang, nangkap ikan jadi susah. Kami mau nanam jangkar saja susah. Kalau cuaca bagus, saya melaut 3 bulan bisa 40 ton masuk," ujar pemilik kapal nelayan tradisional berukuran 60 gross ton ini.
ISTMAN MP