TEMPO.CO, Bogor - Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan akan merelokasi warga dan korban tanah longsor di Kampung Legok Bagong, Desa Cipayung, Megamendung, Bogor, ke tempat yang lebih aman. Sebab, permukiman yang sekarang ditempati dinilai rawan bencana yang mengancam keselamatan jiwa penduduk setempat.
"Kami segera berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Bogor untuk merencanakan relokasi. Untuk sementara, empat kepala keluarga yang rumahnya tertimbun longsor disewakan rumah selama 6 bulan," kata Heryawan saat meninjau lokasi longsor Puncak yang menewaskan enam warga di Kampung Legok Bagong, Megamendung, Bogor, Rabu, 16 Januari 2013.
Untuk mitigasi bencana, Gubernur menjelaskan, Pemerintah Jawa Barat dan Pemerintah Kabupaten Bogor mengungsikan para korban dan warga di sekitar lokasi yang berjumlah 17 kepala keluarga ke Sekolah Dasar Negeri 7 Cipayung. Selain itu, kata dia, pemerintah juga telah mengirimkan kebutuhan logistik berupa makanan, minuman, selimut serta keperluan lainnya.
Menurut Heryawan, Pemerintah Jabar dan Bogor bersama Artha Graha, pemilik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Security Group Artha, akan menyediakan lahan bagi para korban longsor. Anggaran pembangunan rumah ditanggung APBD Jabar dan Kabupaten Bogor. "Kita usulkan agar lokasinya tidak dekat tebingan seperti sekarang ini," katanya.
Sebelumnya, hujan deras yang mengguyur wilayah Bogor sejak Selasa dinihari, 15 Januari 2012 . mengakibatkan tebing setinggi 30 meter longsor dan menimpa rumah serta satu musala di Kampung Legok Bagong. Enam orang penghuni rumah tewas dalam musibah ini. Korban adalah Aris, 50, Hendri, 12, Karmina alias Inem, 45, Roni, 17, Robi, 15, dan Ita, 11. Sedangkan korban luka-luka, yakni Syamsudin, 63, dan Ira, 12.
ARIHTA U SURBAKTI