TEMPO.CO, Bogor-Polisi Sektor Cisarua, Resor Bogor, akhirnya menutup jalan yang melintasi Jembatan Cisarua, di Kampung Pesanggrahan, Desa Citeko, Cisarua, Kabupaten Bogor, setelah jembatan tersebut ambruk, Rabu siang, mengakibatkan dua pekerja swadaya meninggal dan satu orang penyeberang jalan tewas.
Korban terakhir meninggal pada Kamis siang, 24 Januari, yakni Irlanudin, 70 tahun, warga Cisarua, yang kebetulan melintas saat jembatan ambruk. Sedangkan korban tewas pada saat kejadian Rabu siang, yakni, Iman Sanjaya (35 tahun), Fredi Gunawan (44 tahun), keduanya warga Megamendung, sudah dimakamkan pada Kamis pagi.
Menurut Kepala Unit Reskrim Polsek Cisarua Ajun Komisaris Iwan Wahyudin, korban yang bukan pekerja swadaya hanya Irlanudin. Adapun empat korban lainnya adalah pedagang yang berinisiatif memperbaiki jembatan secara swadaya. Namun nahas, ketika sedang memperbaiki, justru jembatan ambruk. Sanjaya dan Fredi meninggal di tempat kejadian, sementara Wahyu, 25 tahun, dan Boy, 30 tahun, mengalami luka-luka. Saat ini, kedua korban selamat itu dirawat di RS Paru, Cisarua, Kabupaten Bogor.
"Setelah peristiwa ini, kami mendapat perintah untuk menutup jembatan, karena khawatir terjadi korban berikutnya. Ini murni kecelakaan kerja, warga setempat berinisiatif memperbaiki jembatan itu dan tak memahami faktor cuaca dan keselamatan kerja," kata Iwan.
Jembatan itu ditutup karena hanya disambung menggunakan beberapa batang bambu, dengan kata lain tidak memperhatikan keselamatan orang yang melintas. Untuk mencegah orang melintas, polisi memberi garis polisi di sekitar jembatan.
Penutupan ini didukung oleh Kepala Desa Citeko, Mamad Sukendar. Menurut Mamad, belum bisa ditentukan sampai kapan penutupan dilakukan. Akibatnya, warga yang akan menuju Pasar Cisarua harus berputar sejauh 3 kilometer. "Kami harap Pemkab Bogor segera memperbaikinya," ujarnya. Mamad mengaku tidak mengetahui inisiatif warganya memperbaiki jalan secara swadaya.
Dia menjelaskan, saat jembatan ambruk, Rabu siang, sedang turun hujan gerimis. Keempat warga yang merupakan pedagang di Pasar Cisarua itu berusaha menyambung beton jembatan yang rusak dengan bambu. Namun tiba-tiba beton penyangga ambruk, sehingga keepmat pekerja yang sedang memperbaiki jembatan itu jatuh seketika. Dua tewas, dua lainnya luka-luka. Irlanudin, yang kebetulan melintas, ikut jatuh dan sempat hanyut di Sungai Cisarua. Dia ditemukan terakhir.
Menurut Pepeng, anak kandung Irlanudin, ayahnya tidak ikut memperbaiki jembatan, dia saat itu sedang melintas untuk pulang.
Jembatan ini rusak ketika banjir bandang terjadi di Sungai Cisarua. Banjir menghantam kawasan Pasar Cisarua pada Jumat, 18 Januari. Jembatan dengan panjang 20 meter dan lebar 2 meter ini berada di dekat bengkel motor dan rumah penduduk, sering dilintasi para pedagang dan warga yang menuju Pasar Cisarua. Saat itu, tiang penyangga jembatan terkikis derasnya air yang meluap hingga menutupi jembatan. Kondisinya jembatan sudah tidak layak pakai. Membahayakan.
DEFFAN PURNAMA