TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya, Inspektur Jenderal Putut Eko Bayuseno, memastikan tidak ada keterkaitan antara dua pelaku penculikan Siti Nurjanah atau Nana, 11 tahun, anak pedangdut Nassar, dan kasus pengiriman paket bom di Bandara Soekarno-Hatta.
"Tidak ada kaitannya yang ditemukan di bandara kemarin. Kami telah berkoordinasi dengan Densus," ujarnya saat konferensi pers, Sabtu, 26 Januari 2013.
Munculnya dugaan tersebut, sebab, berdasarkan penggeledahan di rumah kontrakan pelaku, Jalan S. Parman, Narogong, Cileungsi, Jawa Barat, pada dinihari tadi, ditemukan satu senjata api dan tujuh buku bertema jihad berikut tiga plastik bahan kimia yang diduga potasium.
Hingga kini, Polda Metro sudah menyelidiki pelaku penculikan, namun nama mereka tidak termasuk dalam daftar pelaku pengiriman paket bom bandara. "Namun kami pun sedang pemeriksaan intensif dengan tersangka," ujarnya.
Kasus penculikan Nana memunculkan dugaan adanya keterkaitan aksi terorisme dari berbagai pihak. Sebab, pada saat bersamaan, ditemukan dua kiriman paket bom di Bandara Soekarno-Hatta. Bahkan, dugaan awal dalam beberapa pemberitaan, dinyatakan korban diculik oleh seorang perempuan bercadar. Namun informasi itu ditolak Kapolda, yang menyatakan semua pelaku merupakan laki-laki. "Tidak ada perempuan yang bercadar, semuanya laki-laki," kata dia.
Fadlun Haryanto, 29 tahun, pelaku penculikan, berhasil ditangkap polisi di rumah kontrakannya pada dini hari tadi dengan luka tembak di bagian dengkul karena berniat kabur. Sedangkan pelaku lainnya, K, masih buron.
Hasil penggeledahan yang dilakukan tim menemukan sejumlah barang bukti. Berikut ini perincian yang diekspose saat konferensi pers: satu plastik hijau, lakban hitam, senjata softgun jenis revolver beserta nota pembeliannya, jas hujan hijau lis kuning yang dipakai saat penculikan dan untuk membawa kabur korban, dua lembar foto korban, dokumen pengiriman ekspedisi, dan sepeda motor Yamaha Mio hijau kombinasi hitam dengan nomor polisi B-6450-TUB. "Ini sedang didalami apakah resmi atau hasil kejahatan," ujarnya.
Kemudian 14 kartu tanda penduduk dengan identitas dan foto berbeda, enam lembar kartu keluarga, satu fotokopi STNK sepeda motor, satu stempel dinas kependudukan daerah, satu unit komputer dan laptop, pengganda compact disk, printer, alat laminating, 11 handphone, satu gunting baja dan linggis, buku jihad, tiga kantong plastik berisi bahan kimia diduga potasium, satu gulung aluminium foil, dan satu unit alat pengganda kartu keluarga.
JAYADI SUPRIADIN