TEMPO.CO, Jakarta - Ribuan buruh yang tergabung dalam Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FPMSI) mulai bergerak ke Istana Negara siang tadi, Rabu, 6 Februari 2013. Ribuan buruh itu menutup arah jalan protokol menuju kantor Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Kondisi ini membuat polisi mulai melakukan rekayasa arus lalu lintas seperti sudah direncanakan sebelumnya. Lewat akun Twitternya pada pukul 12.02 WIB, Polda Metro Jaya (@TMCPoldaMetro) menyatakan sudah mengalihkan arus lalu lintas dari jalan layang Semanggi. "Lalu lintas menuju Thamrin ditutup," begitu bunyi akun resmi Polda Metro Jaya.
Dampaknya, kendaraan dari arah Sudirman digiring Tanah Abang jika hendak melaju ke arah Harmoni, Jakarta Pusat. Sementara itu, kendaraan dari arah Dukuh Atas diputar ke arah Latuharhary, Menteng.
Dari arah sebaliknya, pengalihan jalur dilakukan dari arah Harmoni menuju Monas. "(Kendaraan) dialihkan melalui Jalan Djuanda, ruas jalan ditutup massa," masih kata akun TMC Polda Metro.
Berdasarkan pantauan Tempo, saat ini ribuan buruh telah sampai di patung kuda yang menyambung Jalan Thamrin dan Jalan Medan Merdeka Barat. Arak-arakan massa ini berbuntut hingga depan Sarinah, Thamrin.
Hal ini membuat sejumlah kendaraan yang terjebak masuk Jalan Sudirman, tidak bergerak. Mereka harus menunggu pergerakan demo yang rencananya juga akan beraksi ke gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan kantor Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
Demonstrasi ini dihadiri oleh lebih dari seribu buruh. Ini terlihat dari jumlah bus yang mengakut mereka. Para buruh itu mendesak pemerintah tak memberi kemudahan bagi pengusaha yang menangguhkan pembayaran sesuai upah minimum 2013. Mereka juga meminta pengusaha untuk menjalankan jaminan kesehatan pada 2014 dan jaminan pensiun paling lambat pertengahan 2015.
M. ANDI PERDANA
Berita populer lainnya:
Terima Rp 10 Juta, Maharani: Saya Enggak Munafik
Maharani Buka-bukaan Soal Kasus Sapi
Le Meridien Pastikan Maharani Ditangkap di Kamar
Anas Menjawab Desakan Mundur dari Demokrat
Abraham Samad : KPK Tak Gantung Status Anas
Dicegah KPK, Pemenang Putri Solo Melepas Mahkota