TEMPO.CO, Jakarta - Ibunda Dera Nur Anggraini, Lisa Darawati, 20 tahun, akan dibawa ke rumah sakit umum milik pemerintah guna penanganan medis yang lebih baik. "Kami akan bawa Ibu Lisa siang ini. Kenapa rumah sakit pemerintah? Ini agar lebih mudah mengontrol," kata Ilma Sovri Yanti, koordinator komisioner Satuan Tugas Perlindungan Anak, di rumah duka di Jalan Jati Padang Baru, RT 14 RW 06 Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa, 19 Februari 2013. (Baca: Ibu Dera Terbaring Sakit di Rumah Petaknya)
Ilma mengatakan Lisa harus ditangani secara medis. Sebab, saat kunjungan Satgas PA ke rumahnya, ternyata Lisa masih mengeluhkan sakit pada bekas jahitan operasi caesar.
Satgas PA juga akan mendesak Kementerian Kesehatan untuk melakukan audit layanan kesehatan dan diumumkan kepada publik. Kasus meninggalnya bayi Dera, menurut Ilma, harus menjadi perhatian serius pemerintah agar masyarakat miskin tetap mendapat pelayanan kesehatan yang baik.
Dera meninggal setelah ditolak oleh 10 rumah sakit yang diminta menangani operasinya. "Sejak lahir pada Ahad, 10 Februari 2013, Dera divonis sakit di saluran pencernaan," kata Hermanto, 48 tahun, kakek Dera. (Baca: Kakek Dera Sedih Kehilangan Cucunya)
Bayi Dera terlahir kembar. Saudara kembarnya, Dara Nur Anggraini, saat ini masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Tarakan.
Dera lahir di Rumah Sakit Zahira. Dia dan kembarannya lahir dengan cara operasi caesar. Saat itu umur kandungan ibu bayi, Lisa Dera Wati, baru memasuki tujuh bulan.
Dera yang lahir dengan berat 1 kilogram ini langsung dinyatakan sakit dan harus dioperasi. Sayangnya, Rumah Sakit Zahira tidak mampu karena keterbatasan alat. Akhirnya, rumah sakit membuat surat rujukan untuk rumah sakit lain. Namun, Dera meninggal setelah ditolak oleh 10 rumah sakit.
AYU CIPTA
Berita Lainnya:
Kasus Dera, Menteri Nafsiah Didesak Audit RS
Wanda Hamidah: Kasus Dera Tragedi Kemanusiaan
Dirjen Bina Kesehatan: NICU Memang Langka
Jokowi Diminta Evaluasi Rumah Sakit Penolak Dera
Bayi Meninggal Setelah Ditolak 10 Rumah Sakit