TEMPO.CO, Jakarta - Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Kementerian Perhubungan berencana membuat 17 trayek busway antarwilayah Jabodetabek untuk mengantisipasi kondisi lalu lintas pada 2020. Ketujuh belas trayek bus tersebut akan beroperasi dari daerah penyangga seperti Cinere, Serpong, Depok, dan Ciputat menuju Jakarta.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Suroyo Alimoeso, mengatakan prinsip kerja bus tersebut mirip dengan Transjakarta, menggunakan sistem koridor. "Tetapi tidak akan ada banyak pemberhentian, misalnya dari terminal Baranang Siang, Bogor, langsung ke Cililitan," kata Suroyo dalam paparan masterplan angkutan massal Jabodetabek, Senin, 4 Maret 2013. (Baca: Tiga Kelemahan Transjakarta versi Jokowi)
Untuk melengkapai trayek utama itu, Kementerian Perhubungan juga mempersiapkan 10 trayek bus pengumpan dengan jarak tempuh yang lebih singkat.
Rencananya, trayek utama yang akan direalisasikan lebih dulu adalah bus tujuan Pulogadung-Harapan Indah, Bekasi-Pinang Ranti, Blok M-Cinere, dan Bekasi-Cawang. Keempat trayek tersebut akan direalisasikan pada 2014.
Pengembangan transportasi massal itu dilakukan untuk mengurangi beban perjalanan di Jabodetabek. Soalnya, Kementerian Perhubungan memperkirakan perjalanan di wilayah Jakarta, Bogor Depok, Tangerang, dan Bekasi akan mencapai 64 juta perjalanan dalam sehari pada 2020. Angka perjalanan itu naik sebesar 20,7 persen dibandingkan dengan perhitungan pada 2010, yakni sebanyak 53 juta perjalanan.
Menurut studi pada 2010, jumlah perjalanan di jalan raya masih dikuasai oleh pengguna sepeda motor. Sekitar 28 juta perjalanan dilakukan baik di dalam kota maupun antarkota. Daya angkut transportasi umum menempati posisi kedua, mampu melakukan 14,42 juta perjalanan dalam sehari. Perjalanan dengan mobil pribadi berada di posisi ketiga, sejumlah 10,5 juta perjalanan per hari.
Suroyo mengatakan, jumlah perjalanan terbesar memang berada di wilayah Ibu Kota. Namun, tak dapat dimungkiri, kawasan penyangga seperti Tangerang, Bogor, Depok, dan Bekasi pun menyumbang jutaan penglaju atau komuter yang setiap hari menuju Jakarta.
ANGGRITA DESYANI
Berita Lainnya:
7 Jurus Andalan Jokowi Atasi Banjir Jakarta
Ganjil-Genap, Jokowi: Jangan Jeglak-Jeglek
6 Perhitungan Jokowi Soal Ganjil-Genap
Wong Jokowi Hingga Jeglak-Jeglek