TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah warga bantaran Waduk Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, memprotes pembongkaran dan penggusuran tempat tinggal mereka. Mereka menilai Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo telah melupakan janji kampanyenya untuk melindungi rakyat kecil.
"Kami ini rakyat kecil, kenapa tak mendapat dukungan? Penggusuran ini menguntungkan pihak lain," ujar Ani Kamil, 27 tahun, warga RT 19 RW 17, Kamis, 18 April 2013. Daerah Waduk Pluit dibongkar karena akan dijadikan daerah penampungan air untuk mencegah banjir. Selama ini, banyak pemulung yang tinggal di Waduk Pluit.
Ani, bersama sejumlah ibu yang tinggal di Waduk Pluit, mengatakan bahwa mereka tak akan memilih Jokowi untuk periode berikutnya. "Inilah salahnya memilih pemimpin dari luar Jakarta. Mana tahu dia kondisi rakyat kecil di Jakarta?"ujar Ani sambil diikuti tepuk tangan dari kawan kawannya.
Hal senada diungkapkan oleh Siti Aisha, 67 tahun, yang juga tinggal di RT yang sama dengan Ani. "Ngapain milih dia lagi? Nasib kami aja gak jelas di sini. Mana Pak Jokowi? Gak pernah mengunjungi kami," kata Siti.
Siti dan Ani menolak alasan bahwa pengerukan dan pembongkaran Waduk Pluit ini untuk mencegah banjir besar melanda Jakarta. Meski mereka penduduk ilegal, para warga mengharapkan mendapat ganti rugi yang pantas.
"Katanya mau dikasih rusun, mana rusunnya? Nasib kita enggak jelas di sini," ujar Ani yang mengaku memang tak mau mendapat rusunawa karena statusnya cuma sewa, bukan hak milik.
Hari ini pemerintah DKI membongkar 30 bangunan di sisi barat Waduk Pluit. Total sudah ada 710 dari 998 rumah yang terbongkar di sisi barat. Masih ada ribuan rumah di sisi timur yang belum tersentuh untuk saat ini.
ISTMAN MP
Topik Terhangat:
Ujian Nasional | Bom Boston | Lion Air Jatuh | Kasus Cebongan
Baca juga:
EDISI KHUSUS Tipu-Tipu Jagad Maya
Sunah Rasul Hakim Setyabudi dan Gratifikasi Seks
Sopir Hakim Setyabudi Tak Tahu Suap Seks Bosnya
@SBYudhoyono Follow Artis-artis Ini