TEMPO.CO, Jakarta--Seorang guru ngaji di RT 05 RW 14, Jatinegara, Cakung, Jakarta Timur, berinisial AAS, 28 tahun, dilaporkan ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak, Jumat petang, 26 April 2013. Sebanyak lima orang tua dengan 8 anak laki-lakinya melaporkan tindakan kekerasan seksual yang dilakukan oleh AAS terhadap anaknya.
Salah seorang ibu korban berinisial Wt, 33 tahun, mengatakan ada sebanyak 15 orang anak laki-laki yang diduga disodomi oleh AAS. "Mereka semua yang murid ngaji AAS," kata Wt saat ditemui di Mapolres Jakarta Timur, Jumat, 26 April 2013.
Menurutnya, AAS sudah setahun mengajar ngaji anak-anak di sekitar rumahnya. Pengajian dilakukan di rumah kontrakan AAS. "AAS bukan orang baru, orangtuanya sudah lama tinggal di lingkungan kami, tapi beberapa bulan lalu dia tinggal di Tangerang. Baru setahun ini kembali lagi tapi mengontrak rumah," ujarnya.
Wt menjelaskan, kecurigaannya terhadap AAS yang diduga mencabuli anaknya, berawal dari pengakuan beberapa anak laki-laki yang mengaji di rumah AAS. "Anak-anak pada cerita dan ternyata benar ada 15 anak yang jadi korban termasuk anak saya," ujarnya.
Menurut Wt, sebelumnya AAS diketahui pernah melakukan tindakan sodomi oleh seorang temannya di Tangerang. "Saya pikir dengan jadi guru ngaji, dia udah insaf, tapi malah berulah gitu lagi."
Sementara, salah seorang orangtua lainnya, berinisial At mengatakan AAS telah menjadi guru ngaji sejak 2011 lalu. Menurutnya, sebanyak belasan murid ngaji AAS menjadi korban pelecehan seksual yang dilakukan oleh AAS. "Ada belasan, ya sekitar 15 anak dari umur 7-15 tahun," ujarnya. "Tapi kalau yang sudah besar hanya ditelanjangi saja, tapi yang masih kecil digituin (sodomi)."
Menurut At, anaknya tidak pernah mengatakan kejadian ini kepadanya. Ia mendapatkan informasi anaknya menjadi korban sodomi dari temannya. "Anak saya enggak mau ngaku. Dia bilang sama temennya dan temennya beritahu saya," ujarnya.
Kini, kedelapan anak laki-laki yang datang melapor sedang menjalani visum. Sementara itu, tersangka AAS masih menjalani pemeriksaan di ruang Unit PPA Polres Jakarta Timur.
Sebelumnya, AAS telah diamankan warga di rumah ketua RW setempat agar tidak kabur. Namun, karena dikhawatirkan adanya tindakan yang membahayakan nyawa AAS, anggota Polsek Cakung membawa AAS ke Polres Jakarta Timur. "Sempat terjadi ketegangan saat kami membawa AAS dari rumah ketua RW. Akhirnya kami berhasil membawanya melalui jalan memutar ke Polres Jakarta Timur," kata anggota Polsek Cakung, Brigadir Suyitno.
AFRILIA SURYANIS
Topik Terhangat:
Ustad Jefry | Caleg | Ujian Nasional | Bom Boston
Baca juga:
Ini Spesifikasi Motor Gede yang Ditunggangi Uje
Polda Ambil Alih Kasus Eyang Subur
Adik Uje, 5 Jam Terakhir Sebelum Kecelakaan
Bekasi Desak Menko Polhukam Tegas Soal Ahmadiyah