TEMPO.CO , Bogor :Pemerintah Kota Bogor keukeuh membangun kawasan terpadu, hotel, mal dan terminal di kawasan terminal Baranangsiang, Bogor. Padahal rencana ini banyak mendapat penolakan dari sopir dan pengusaha angkutan umum.
"Pembangunan dan revitalisasi terminal yang berdampingan dengan mal dan Hotel tetap akan dilaksanakan, dan mulai Rabu 5 Juni 2013 terminal akan dikosongkan selama proses pembangunan," kata Asisten Tata Praja Sekretariat Kota Bogor, Ade Syarief Hidayat, Selasa 4 Juni 2013.
Untuk sementara selama masa proses pembangunan, semua armada bis akan dialihkan ke dua terminal yakni terminal Bubulak dan terminal Wangun. "Kita sudah siapkan dua terminal penggandi sementara, setelah terminal Barangsiang dikosongkan yang pembangunannya bersamaan dengan dibangunya mall dan hotel yang masih dalam satu area," tutur dia.
Menurut Ade, sebagai tahap awal pembangunan ini dilakukan setelah semua persyaratan sudah terpenuhi, pasalnya Pemerintah Kota Bogor sudah berkoordinasi dengan semua pihak terkait dengan rekayasa lalulintas yang akan dilakukan oleh Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan (DLLAJ) Kota Bogor. "Jadi pengosongan terminal Baranangsiang tetap akan dilakukan mulai Rabu 5 Juni 2013 pukul 00:00," tegas dia.
Revitaliasi terminal yang pembangunannya bersamaan dengan pembangunan hotel dan mall ini merupakan sebagai bentuk optimalisasi asset terminalyang saat ini kondisinya sudah kumuh dan semerawut. "Jika kita lihat kondisi terminal Baranangsiang sudah kumuh dan tidak layak karena dibangun pada 1970-an. Sehingga banyak bangunan yang tidak berfungsi secara optimal," jelasnya.
Pembangunan terminal yang terintegrasi dengan hotel dan mall dilakukan oleh pihak ketiga yakni PT Pancakarya Grathama Indonesia (PGI) dengan nilai investasi mencapai Rp 462,663 miliar dalam hal ini melakukan pemanfaatannya selama 30 tahun. "Pemkot Bogor tidak mampu untuk menganggarkan uang sebesar itu, makanya kami menggandeng pihak ketiga untuk membangun dan kerjasama pengelolaanya selama 30 tahun," ungkap dia.
M SIDIK PERMANA
Topik terhangat:
Penembakan Tito Kei | Tarif Baru KRL | PKS Vs KPK | Ahmad Fathanah
Berita lainnya:
9 Skenario Kiamat Versi Ilmuwan
3 Menteri Terbaik Ini Bukan dari Parpol
Pendukung Award untuk SBY Mengaku Dibayar US$ 100