TEMPO.CO, Jakarta - Delapan orang tewas secara bergiliran setelah melakukan pesta miras pada Ahad lalu di Jalan Remaja III Nomor 12 Rt 03 Rw 8 Kelurahan Cempaka Baru, Kemayoran, Jakarta Pusat, pada Ahad, 18 Agustus 2013.
Secara berturut-turut, korban yang tewas terdata bernama Adi Ferdinand, 26 tahun, Sutrisno (33), Joko Pitono (39), Sofyan (35), Ishak Maulana (20), Maripin (35), Suaifudin (32), dan Sopar (32).
Kepala Kepolisian Sektor Kemayoran Komisaris Marupa Sagala menjelaskan, mereka membeli lima liter minuman keras (miras) oplosan. "Tapi baru menghabiskan sekitar 3,5 liter, empat di antara mereka muntah-muntah lalu pulang. Empat orang lainnya, melanjutkan pesta," kata Marupa seperti diberitakan di sejumlah media pada Rabu, 21 Agustus 2013.
Satu jam setelah pesta miras, empat orang yang tersisa juga merasakan hal serupa. Akhirnya, kedelapan orang itu dilarikan di RS Islam Cempaka Putih. Setelah dua hari dirawat, secara bergiliran mereka tewas.
Kejadian ini memaksa para keluarga korban melaporkan penjual miras ke polisi. Polisi langsung membekuk Rendy, 49 tahun, penjual miras oplosan tersebut. Di tangan Rendy, polisi menyita 7 jeriken miras oplosan, 30 botol anggur merah, dan 20 botol beras kencur.
Marupa menambahkan, untuk membeli miras, ada kode tertentu yang biasa digunakan di toko Rendy. “Kalau mau beli miras, mereka bilang beli 'ginsu', singkatan ginseng-susu,” kata dia kepada Tempo, Rabu, 21 Agustus 2013.
Menurut Rendy, ia baru menjual miras oplosan sebulan lalu. Sebelumnya, ia biasa menjual jamu sejak delapan tahun lalu, tapi sepi pembeli. Untuk mengoplos miras buatannya, ia mencampurkan alkohol 70 persen, jamu beras kencur, susu kental, air putih, dan anggur merah. Ia mengemasnya dalam plastik berisi setengah liter miras dan dijual seharga Rp 10 ribu.
ATMI PERTIWI
Topik Terhangat
Suap SKK Migas | Penembakan Polisi | Pilkada Jatim | Rusuh Mesir | Konvensi Partai Demokrat
Berita Terpopuler:
Bumi Akan Dihujani Debu Kosmik Selama 3 Bulan
Ditanyai Soal Konvensi, Sri Mulyani Senyum-senyum
Pidato SBY Dinilai 'Menjerumuskan' IHSG
Suap Rudi Kiriman Singapura? Simon Tersenyum
Ahok: Jakarta Lebih Cocok untuk Jasa-Perdagangan