TEMPO.CO , Jakarta:Yerri HA Lantang, 64 tahun, mengaku mendapat firasat buruk sebelum kecelakaan bus Giri Indah yang jatuh ke jurang di Cisarua, Bogor, Jawa Barat. Sepupu dari korban bernama Marcel JF Singal, 64 tahun ini, mengira saudaranya itu dirampok.
"Kami bertemu terakhir hari Kamis 15 Agustus lalu, setelah itu tidak ada kabar," kata Yerri di rumahnya bilangan Pamulang, Tangerang Selatan, Rabu, 21 Agustus 2013. Yerri merupakan satu-satunya saudara dekat Marcel di Jakarta. Mereka kerap bertemu atau sekedar berkirim pesan pendek.
Marcel merupakan satu dari 18 korban tewas mobil bus pariwisata Giri Indah nomor polisi F 8273 RC. Mobil ini kecelakaan dan masuk ke sungai di Kampung Persit RT 01/02, Desa Tugu Utara, Kecamatan Ciarua, Bogor. 32 penumpang lainnya luka berat dan dilarikan ke RS Paru Ciasrua.
Yerri mengatakan sepupunya tersebut sering main ke rumahnya hanya untuk sekedar curhat atau ngobrol pekerjaan. Bahkan, Yerri sering mengantar saudaranya ke bank untuk mentransfer uang. Marcel adalah kepala bagian keuangan sebuah perusahaan properti di Bogor.
“Karena posisinya ini dia mengaku sering diteror hendak dibunuh atau dirampok,” katanya. Alasannya, Yerri dikenal ketat soal keuangan. "Pernah ada barang pesanan perusahaan datang tidak sesuai kemudian saat dikomplain Marcel malah diancam."
Sejak itu, Marcel selalu meminta Yerri menemaninya saat mengirim uang gaji atau pembayaran barang. "Kamis dia masih main ke rumah, Jumat kami telepon atau sms, dia tidak jawab," kata dia.
Yerri dan istri pun resah. Mereka sempat berfikir Marcel mengalami tindak kriminal. Namun keduanya membuang pikiran itu jauh-jauh dan beranggapan Marcel sibuk dengan pekerjaan. Padahal Yerri mengenal Marcel sosok yang gemar ngobrol dengan dirinya meski lewat telepon.
"Selama sepekan kami tidak ada kabar hingga tadi pagi dapat telepon dari Rumah Sakit Paru Cisarua," kata dia. Yerri langsung menghubungi keluarga besar Marcel di Manado. Rencannya Marcel akan dibawa ke Jakarta dan langsung terbang ke Manado Rabu, 22 Agustus sore.
SYAILENDRA