TEMPO.CO, Jakarta - PT Kereta Api Indonesia (KAI) menyatakan telah menutup hingga 90 persen "pintu tikus" di sekitar stasiun-stasiun Jabodetabek. "Sebenarnya itu 'pintu gajah' karena bisa dilewati orang," kata Direktur Utama KAI Ignasius Jonan dalam konferensi pers di Stasiun Gambir, Selasa, 27 Agustus 2013.
Meski begitu, penutupan "pintu tikus" tidak mengurangi implementasi Tiket Harian Berjaminan (THB). Ia menjelaskan, meski kelak semua "pintu tikus" sudah ditutup, THB tetap digunakan.
Jonan menuturkan, penerapan THB untuk perjalanan kereta rel listrik (KRL) Jabodetabek lebih efisien. "Sekarang dengan THB, waktu yang diperlukan penumpang untuk keluar dari gate berkurang dua detik, dengan tapping," kata dia.
Jonan mengungkapkan, ada efisiensi operasional yang dicapai melalui THB, serta kartu multi-trip yang tak lagi menggunakan slot. Dulu, dengan sistem slot, diperlukan waktu 2-3 detik untuk memproses kartu. Oleh karena itu, ia melanjutkan, setiap penumpang membutuhkan waktu hingga lima detik untuk bisa keluar dari gate.
Jonan menuturkan, jaminan sebesar Rp 5.000 yang dibebankan kepada setiap penumpang yang membeli THB merupakan ongkos cetak serta administrasi kartu. "Kalau yang cuma sekali naik, mau beli yang itu juga tidak apa-apa, untuk kenang-kenangan," ucapnya.
Pada Juli silam, KAI mencatat ada 700 ribu electronic ticket atau e-ticket yang hilang. Jonan berharap penerapan THB bisa menekan angka hilangnya tiket elektronik. Ia menyebutkan, setiap hari, perseroan mengalami kehilangan karena penumpang tidak mengembalikan tiket.
"Dengan sistem berjaminan ini, kalau penumpang mau membawa pulang tiketnya, tidak akan merugikan KAI," ucapnya. Selain itu, Jonan mengatakan, THB bisa mengurangi jumlah tiket yang dicetak. Peluncuran tiket berjaminan tersebut memicu peningkatan penjualan tiket multi-trip.
Menurut dia, para penumpang kemudian memilih untuk membeli tiket multi-trip karena tidak perlu mengantre di loket setiap hari. Ia menyarankan para penumpang KRL reguler membeli kartu jenis tersebut untuk mengurangi waktu antrean.
"Harganya Rp 50 ribu dengan saldo Rp 30 ribu dan jaminan Rp 20 ribu," ucapnya. Kartu jenis ini, Jonan menyebutkan, bisa diisi ulang hingga Rp 1 juta.
MARIA YUNIAR
Berita Terpopuler
Teroris Beli Senjata dari Cipacing Bandung
Godai Cewek, Penyebab Tawuran di Kompleks TNI
Warga Tangerang Pilih Beli TV Ketimbang Bikin WC
Tawuran di Kompleks TNI, Propam ke Polres Jaktim