TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Divisi Hubungan Masyarakat, Inspektur Jenderal Ronnie Franky Sompie, menyatakan salah satu alasan anggota kepolisian rentan tewas diserang saat bertugas disebabkan minimnya anggaran. Polri mengklaim anggaran yang terbatas menyebabkan banyak anggota kepolisian yang tidak memakai pakaian dan perlengkapan memadai saat bertugas.
"Tidak ada anggaran untuk melengkapi seluruh polisi dengan rompi antipeluru dan perlengkapan keamanan lainnya. Kami hanya siap di Satuan Detasemen Khusus Antiteror 88 dan Satuan Brigade Mobil," kata Ronnie saat diskusi di Cikini, Sabtu, 14 September 2013.
Ronnie menyatakan anggaran setiap tahun yang berkisar Rp 40 triliun tidak cukup untuk membekali seluruh anggotanya. Banyak perlengkapan keamanan yang harus dipakai bergantian dengan skala prioritas. Hal ini menyebabkan anggotanya rentan saat di lapangan. "Satuan lalu lintas dan lainnya jarang yang pakai perlengkapan," kata Ronnie.
Hal ini ditanggapi anggota Komisi Kepolisian Nasional, Adrianus Meilala, yang menyatakan beberapa satuan memang tak butuh perlengkapan keamanan, khususnya satuan pembinaan masyarakat. Perlengkapan yang terlalu mencolok justru akan membuat jurang lebih lebar lagi antara polisi dan masyarakat.
"Sekarang bukan perlengkapannya yang penting, tapi sumber daya manusianya yang harus siap," kata Adrianus. Senada dengan Adrianus, anggota Komisi Hukum Dewan Perwakilan Rakyat, Gde Pasek Suardika, menyatakan pendidikan polisi saat ini sangat ironis. Ia mengklaim mendapat laporan bahwa masa pendidikan hanya sekitar enam bulan, kurun waktu yang sangat minim jika harus menguasai seluruh standar kemampuan tugas polisi. "Dulu harus sampai 11 bulan atau setahun," kata dia.
Ronnie menyatakan tuntutan tugas dan pemberdayaan anggota di Polri tidak seimbang. Tanggung jawab yang besar tidak sepadan dengan dana yang bisa digunakan. Salah satu yang dicontohkan adalah batas penggunaan mobil dinas sebesar 15 liter per bulan. Jumlah ini tidak signifikan jika anggota kepolisian harus setiap hari melakukan patroli rutin. "Jangankan anggaran, asuransi jiwa polisi saja tidak seimbang dengan risiko tugas yang ada," kata Ronnie.
Diskusi ini muncul setelah lima anggota kepolisian menjadi korban penembakan orang tidak dikenal. Empat polisi tewas dalam kejadian karena pelaku langsung menyerang pada organ vital. Polisi yang diserang dikabarkan sedang bertugas sendirian dengan perlengkapan yang minim.
FRANSISCO ROSARIANS
Berita Terpopuler
Korban Kecelakaan Dul Mengamuk, Cabuti Alat Medis
Lagi, Polisi Ditembak di Depok
Korban Tewas Kecelakaan Dul di Jagorawi Jadi 7
Penembakan Briptu Ruslan Diduga Perampokan