TEMPO.CO, Jakarta - Peresmian pembangunan monorel pada Rabu, 16 Oktober 2013 oleh Gubernur DKI Joko Widodo menandai pengerjaan jalur hijau Semanggi-Sudirman. Warga Jakarta menyimpan kekhawatiran dampak pembangunan berupa kemacetan. (Baca: Ahok: Monorel Bagus untuk Kawasan Bisnis)
Salah satunya dirasakan Dini Suryani, 25 tahun, pegawai negeri sipil yang biasa melintasi kawasan tersebut. "Di Jakarta, sekecil apa pun hal sangat berpotensi menjadi penyebab macet," ujarnya, Rabu, 16 Oktober 2013.
Dia mengingat masa pembangunan Jalan Layang Non-Tol Tanah Abang-Kampung Melayu yang juga menimbulkan kemacetan. Namun, dia menghargai upaya pemerintah yang tampak berkomitmen meminimalisasi kemacetan dengan membuat waktu pengerjaan proyek pukul 22.00 hingga 05.00 WIB. (Baca: Tiket Monorel Paling Mahal Rp 15 Ribu)
Meski begitu, macet tidak terhindarkan. Bagaimana pun, Dini mengaku pasrah. "Tidak ada yang bisa banyak dilakukan selain sabar bagi para pengguna jalan," ujar Dini yang berkantor di Jalan Gatot Subroto dekat Semanggi. Dia sendiri masih optimistis monorel dapat mengurangi kemacetan. Asal, "dibarengi dengan pola pikir warga yang juga berhenti menggunakan kendaraan pribadi," katanya.
Peresmian pembangunan monorel jalur hijau sepanjang 11 kilometer berlangsung Rabu kemarin, 16 Oktober 2013. Rutenya adalah Sudirman Dukuh Atas-Setiabudi Utara-Kuningan Sentral-Taman Rasuna-Casablanca-Gran Melia-Gatot Subroto-Satria Mandala-Komdak-SCBD-Gelora Bung Karno-Jalan Asia Afrika-Stadion Madya-Palmerah-Karet-Dukuh Atas. Gubernur DKI Joko Widodo telah menyatakan minta maaf karena pembangunannya akan berimbas pada kemacetan. (Baca: Tiang Monorel Lama Akan Dipermak)
ATMI PERTIWI
Berita Lainnya:
Detik-detik Pembunuhan Holly Angela Versi Polisi
Lurah Susan Berkerudung, Pimpin Acara Kurban
Raih Anti-Corruption Award, Ini Reaksi Ahok
Profil Trio Pengusaha Indonesia Pemilik Inter
Setahun Gubernur: Ini Kisah-kisah Lucu Jokowi
Polisi: Gatot Sering Curhat Soal Holly ke Surya