TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto menyatakan, penembakan anggota kepolisian yang dilakukan oleh anggota kepolisian lain di Tangerang, Banten, terjadi atas salah komunikasi di lapangan. "Petugas tidak saling mengetahui situasi satu sama lain," kata Rikwanto saat ditemui di kantornya pada Senin, 17 Februari 2014.
Sebelumnya, penembakan terhadap Brigadir Kepala Lasmidi terjadi saat Brigadir Kepala Ridho, anggota tim buru sergap Kepolisian Sektor Metro Jatiuwung, menerima informasi dari anggota Yon 203 AK soal adanya dugaan perampokan bersenjata di dalam mobil angkutan kota. (Baca:Bripka Lasmidi Masih Dirawat di ICU Eka Hospital)
Saat kejadian, menurut Rikwanto, Brigadir Kepala Lasmidi tengah menjejaki curanmor dan narkotika bersama seorang cepu atau informan. Dalam penjejakan, Lasmidi merebut telepon genggam cepu di dalam angkutan umum yang kemudian terlihat oleh Brigadir Kepala Rhido. "Sempat terjadi pengejaran terhadap angkutan yang ditumpangi," kata Rikwanto.
Setelah pengejaran, Brigadir Kepala Lasmidi melepaskan tembakan peringatan untuk memberi tanda, yang kemudian malah dibalas tembakan ke arah dada kirinya. "Lokasi tembakan di dada kiri bawah ketiak," kata Rikwanto.
Atas kejadian tersebut, menurut Rikwanto, memang tidak ada koordinasi atas pelaksanaan tugas penjejakan dengan petugas yang menduga ada tindakan perampokan di lapangan. "Hanya miskomunikasi," kata Rikwanto.
Rikwanto mengatakan, kondisi Brigadir Kepala Lasmidi sendiri saat ini sudah membaik dengan kepala peluru yang telah diangkat dari tubuhnya. "Jika memang ada kesalahan dan pelanggaran disiplin mungkin akan diperiksa oleh Propam," kata Rikwanto.
ISMI DAMAYANTI
Terpopuler :
Demi Cucu, Bos Sritex Lukminto Ziarah Walisongo
Rupiah Kembali Paling Perkasa Se-Asia
Kata BRI dan BNI Soal Utang Korban Kelud
Dampak Kelud, Bandara Juanda Rugi Rp 2,5 Milia