TEMPO.CO , Jakarta - Warga Gang Tengki, Cipayung, Jakarta Timur, membantah jika wilayah mereka merupakan lokasi nongkrong geng Tengky Boys. Geng itu diduga melakukan penyerangan terhadap sebuah warung internet di Pondok Gede, Minggu, 16 Februari 2014 silam. "Enggak pernah dengar nama Tengky Boys di sini," kata Bosi (50) ketua RT 01 RW 02, Jalan Tengki kepada Tempo, Jumat, 21 Februari 2014. (Baca: Asal Nama Geng Tangki dari Nama Gang)
Sebelumnya, Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto menyatakan, kepolisian telah menangkap 11 pelaku penyerangan warung internet, pembacokan, penyiraman air keras, serta perampasan telepon genggam dan motor yang merupakan anggota geng Tengky Boys.
Sebelas anggota geng itu sudah berstatus tersangka dan ditahan di Polsek Pondok Gede, Bekasi. Rikwanto mengatakan, para pelaku diketahui merupakan komunitas yang tergabung dari warga sekitar di antaranya merupakan anak sekolah, anak putus sekolah, dan orang dewasa. (baca: Polisi Buru Tiga Anggota Geng Motor di Bekasi)
Menurut Bosi yang sudah tinggal di Gang Tengki sejak kecil, di wilayahnya tidak pernah ada gerombolan anak-anak maupun klub sepeda motor. "Paling anak-anak SMA nongkrong pulang sekolah nongkrong di depan gang, tapi setahu saya mereka bukan geng Tengky Boys, cuma nongkrong lalu pulang."
Dia juga menjelaskan, anak-anak remaja di wilayah ini tidak ada kaitannya dengan geng Tengky yang disebut-sebut. Sejumlah warga lain yang ditemui Tempo pun menyatakan tidak tahu menahu keberadaan geng Tengky Boys. "Enggak tahu tuh," kata Ridwan (40) salah seorang tukang ojek yang biasa mangkal di mulut gang.
Biasanya, kata dia, di gang ini anak-anak SMA yang nongkrong sepulang sekolah akan diusir warga. "Kalau tawuran memang pernah beberapa kali, itu pun di jalan raya tidak di dalam gang."
Ridwan mengatakan, kalaupun Geng Tengky Boys tersebut ada kemungkinan besar anggotanya bukan warga Gang Tengki. "Paling mereka pinjam nama saja, tapi isinya bukan orang sini." Berdasarkan pantauan Tempo, Gang Tengki Cipayung berupa jalan kompleks pemukiman biasa. Di dalam kompleks terdapat sejumlah rumah mewah berukuran besar. Sedangkan di tembok-tembok rumah di gang ini pun tidak terlihat coretan grafiti bertuliskan Tengky Boys.
Baik Bosi maupun Ridwan merasa dirugikan karena sejak pemberitaan tentang Tengky Boys marak, warga khawatir jika terjadi sesuatu. "Nama kompleks kami dibawa-bawa, takutnya nanti malah diserang dan nama baik perumahan ini jadi jelek," ujar Bosi.
PRAGA UTAMA