TEMPO.CO, Jakarta - Sudah empat bulan lamanya para pekerja kebersihan di wilayah Jakarta Timur belum menerima gaji bulanan mereka. Para petugas kebersihan yang terdaftar sebagai pekerja kontrak di Suku Dinas Kebersihan Jakarta Timur itu terpaksa menjalani hidup tanpa penghasilan hingga harus berutang sampai jutaan rupiah untuk menutupi biaya hidup sehari-hari.
Sandy, 50 tahun, salah satu petugas kebersihan di kawasan perempatan lampu merah Tamini Square, menuturkan, sejak Januari 2014, status kepegawaian Sandy dan sejumlah rekannya telah dialihkan dari sebuah perusahaan swasta menjadi petugas kebersihan DKI.
"Kami dijanjikan dapat gaji sebesar Rp 2,4 juta, tapi sampai sekarang gaji itu belum kami terima," katanya saat ditemui di tempatnya bekerja, di pinggir jalan Tamini Square, Jakarta Timur, Rabu, 16 April 2014. "Sampai sekarang belum ada kabar kapan gaji kami cair."
Padahal, sejak dialihkan dari pihak swasta, Sandy sudah menandatangani buku rekening Bank DKI yang nantinya digunakan untuk menerima pembayaran gaji. Namun, sejak memberikan tanda tangan itu pada Januari lalu, dia tidak menerima buku tabungan Bank DKI miliknya. "Katanya masih dipegang kepala seksinya," katanya.
Sewaktu masih bekerja di kantor swasta selama tiga tahun, Sandy mengatakan gaji yang diterimanya sebesar Rp 900 ribu per bulan selalu lancar dibayarkan. Dia mengatakan sudah mencoba menanyakan mengenai masalah mandeknya pembayaran gaji tersebut kepada pihak Suku Dinas Kebersihan Jaktim. "Tapi jawabannya selalu nanti-nanti, tanpa ada tanggal jelas," kata Sandy.