TEMPO.CO, Jakarta - Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan menyayangkan tewasnya Azwar, salah satu dari enam tersangka kekerasan seksual terhadap murid Taman Kanak-kanak di Jakarta International School, di Markas Kepolisian Daerah Metro Jaya pada Sabtu lalu.
Dengan peristiwa ini, Kontras menilai Kepolisian tidak serius menangani masalah itu. "Pelaku ini seharusnya diambil banyak keterangan dan dihukum. Kami patut curiga," kata Ketua Kontras, Haris Azhar Aziz, di kantornya, Jakarta Pusat, Ahad, 27 April 2014. (Baca: Dari Mana Tersangka Kasus JIS Dapat Cairan Pembunuh?)
Azwar, 27 tahun, tewas akibat menenggak cairan pembersih kamar mandi di toilet Polda Metro Jaya pada Sabtu lalu, 26 April 2014. Azwar pun sudah dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Pangkalan Jati, Cinere, Depok, Jawa Barat, pada Ahad, pukul 14.30.
Haris menyatakan tewasnya seorang tersangka saat sebuah kasus sedang didalami sudah sering terjadi di Indonesia. "Upaya untuk mengubur fakta peristiwa, pelaku dibunuh atau dihilangkan. Padahal, tersangka bisa membongkar kejahatan struktural." (Baca: Cara Bunuh Diri Tersangka JIS Tak Umum di LP)
Selain itu, menurut Haris, Kepolisian di Indonesia baru bekerja jika ada tekanan yang kuat dari publik. "Kepolisian di Indonesia juga tidak berpihak kepada korban," tutur Haris. "Mereka juga memperhatikan apa untungnya menangani kasus tersebut."
Selain Azwar, penyidik juga telah menetapkan lima tersangka lain. Mereka antara lain Awan, 20 tahun; Agun, 25 tahun; Afriska, 24 tahun; Zainal, 28 tahun; dan Sy, 20 tahun. Semuanya adalah petugas kebersihan di sekolah tersebut. (Baca pula: Polisi: Tersangka JIS Lainnya Kesal Pada Azwar)
Juru bicara Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto mengatakan sebelum ditemukan tewas, Azwar sempat membuat kesal lima tersangka lain saat diperiksa oleh penyidik. "Teman-temannya kesal karena dia belum juga mau berbicara," kata Rikwanto di kantornya, Ahad, 27 April 2014.
SINGGIH SOARES