TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat transportasi dari Dewan Transportasi Kota Jakarta, Azas Tigor Nainggolan, mendukung rencana Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok meghentikan proyek Monorel. "Sudah bertahun-tahun saya bilang, proyek itu tidak feasible," kata Tigor ketika dihubungi Tempo, Kamis, 24 Juli 2014. (Baca: Ahok Dituding Politiasi Proyek Monorel)
Kemarin, pada hari pertama Joko Widodo kembali ke Balai Kota, Ahok merekomendasikan penghentian kerja sama antara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan PT Jakarta Monorel kepada Jokowi. Menurut Ahok, Jokowi sudah setuju dan memberi waktu kepada PT Jakarta Monorel untuk memenuhi segala prasyarat hingga Agustus nanti. (Baca: Apa Kabar Proyek Monorel Jakarta)
Tigor mengatakan belum banyak pekerjaan yang sudah digarap oleh PT Jakarta Monorel, seperti perencanaan pembangunan, rencana bisnis, jaminan bank, hingga pendanaannya. Selain itu, rute yang dibuat pun tak pas. (Baca: Ahok Bantah Politisasi Proyek Monorel)
Rute yang dibuat Jakarta Monorel, tutur Tigor, lebih mirip rute makan siang alias menuju pusat-pusat perbelanjaan dibanding rute angkutan massal. Padahal rute yang dibutuhkan warga Jakarta adalah rute-rute ke daerah yang selama ini menjad tempat beraktivitas. "Tidak feasible, makanya banyak investor yang tidak mau mendanai. Pada kabur semua,"ujarnya.
Menurut Tigor, Pemprov DKI Jakarta juga tak perlu takut jika Jakarta Monorel membawa kasus ini ke ranah hukum. Jakarta Monorel, kata dia, lebih bersalah dibanding Pemprov. "Mereka merusak Jakarta dengan tiang-tiangnya yang mangkrak," tuturnya. "Selain itu, proyeknya sendiri enggak jelas dan justru merugikan Jakarta."
ISTMAN MP
Terpopuler:
Pakar TI: Tidak Ada Hacker yang Gelembungkan Suara
Calon Menteri Kabinet Jokowi-JK Mulai Beredar
Ahok Ngamuk Saat Sidak Uji Kir Bersama KPK
Hacker Cina Manipulasi Suara Golput di Pilpres?
Cerita Jokowi Laris di Media Internasional