TEMPO.CO, Depok - Masjid milik sekolah Masjid Terminal yang akrab disebut Master akan dibongkar oleh Pemerintah Kota Depok. Pembongkaran dilakukan karena masjid itu masuk area sterilisasi Terminal Depok yang akan direvitalisasi. Semua bangunan kios, lapak pedagang, dan rumah di sekitar masjid itu telah dibongkar pada Rabu lalu.
"Yang masuk (bangunan yang akan dibongkar) masjid," kata pendiri sekolah Master, Nurrohim, kepada Tempo, Ahad, 12 Oktober 2014.
Menurut Nurrohim, masjid itu berdiri di atas tanah pemerintah seluas 500 meter persegi. Dulunya, tanah itu dihibahkan oleh PT Purnama sebagai pengembang pertama Terminal Depok. Hal itu juga yang membuat konflik antara Master dan pemerintah saat isu penggusuran mulai muncul pada 2013 lalu.
Namun tanah itu sekarang diambil lagi oleh pemerintah. "Dulu itu tanah hibah, karena tak diurus akhirnya diambil lagi oleh pemerintah," kata Nurrohim.
Nurrohim menjelaskan dirinya tidak keberatan jika masjid itu dibongkar. Soalnya, mereka telah mendirikan sebuah masjid pengganti di tanah Master sendiri. Namun dia meminta adanya pembicaraan antara pemerintah, pengembang, dan pihak Master dalam upaya ganti rugi bangunan.
"Nanti ada pembicaraan langsung oleh Master, pemda, dan pengembang untuk kesamaan persepsi. Kalau kita setuju (dibongkar), cuma harus ada win win solution," katanya. (Baca: Menjabarkan Konsep Pendidikan ala Jokowi)
Dari 7.000 meter persegi tanah yang ditempati Master, ada 1.500 meter persegi tanah yang bersinggungan dengan pembangunan terminal terpadu. Terdiri dari 500 meter tanah pemerintah yang di atasnya berdiri masjid milik Master, dan 1.000 meter persegi adalah tanah dan bangunan milik Master sendiri.
Nurrohim mengatakan solusi untuk kedua lahan master itu adalah tukar guling. Untuk tanah 500 meter persegi, pemerintah tinggal mendirikan bangunan pengganti untuk Master, seperti tambahan gedung sekolah. Sedangkan untuk tanah 1.000 meter persegi, dia meminta dibelikan tanah pengganti di sekitar sekolah Master ditambah dengan pendirian bangunan yang dibongkar. "Kita minta pemindahan di dekat sini, kalau ada bangunan seperti masjid ditukar guling (dengan bangunan lain), kan, simpel."
Sekolah Master didirikan Rohim pada 2000. Melihat banyaknya anak jalanan yang tidak diperhatikan oleh pemerintah, dia pun membuat sekolah nonformal. Bermacam orang ada di sekolah itu, dari anak jalanan, anak punk, pengemis, sampai anak orang miskin yang tak tertampung oleh sekolah negeri dan swasta di Depok. (Baca: Digusur, Sekolah Master di Depok Galang Dana)
Karena giatnya pengkaderan, sekolah ini menghasilkan berbagai guru untuk keberlanjutan sistem pembelajaran. Bahkan beberapa siswa Master mendapat beasiswa di universitas dalam negeri maupun luar negeri. Saat ini, sekolah yang dikelola Pusat Kegiatan Belajar Mandiri (PKBM) Yayasan Bina Insan Mandiri ini memiliki sekitar 3.000 siswa. Terdiri dari kelas akademis, bisnis, elektro, dan tanfiz Al-Quran.
ILHAM TIRTA
Berita Lain
Golkar Gabung Pemerintah,Fadel Kasihan Pada Jokowi
PAN dan PPP Siap Beri Kursi ke Koalisi Jokowi
Perahu TNI AL Terbalik di NTT, Tiga Tewas
Ini Tokoh Dunia yang Pernah Temui Jokowi