TEMPO.CO, Depok - Kesadaran warga Depok untuk menaati rambu lalu lintas masih sangat minim. Hal itu terlihat di sepanjang Jalan Margonda Raya, terutama di depan Terminal Depok. Meski pemerintah telah menyediakan jembatan penyeberangan orang (JPO), namun masih banyak warga yang memilih melintas di bawah JPO dan menerobos pagar median jalan.
Petugas Lalu Lintas Kepolisian Resor Kota Depok, Bripka Hendro P., mengaku sudah sering kali mengingatkan para penyeberang jalan. Bahkan, mereka telah memasang tali yang memungkinkan para penyeberang tidak dapat melewati pagar buka-tutup di depan terminal. "Tapi tetap saja dilewati, memang kesadarannya kurang," katanya saat ditemui di pos penjagaannya di depan Terminal Depok, Ahad, 2 November 2014.
Padahal, Jalan Margonda Raya cukup lebar, mencapai 32 meter dan kendaraan yang melintas juga cukup padat. Namun, warga yang keluar dari terminal banyak yang tidak sabar untuk menyeberang melalui JPO. "Mereka enggak mau capek," katanya. Warga, kata dia, lebih memilih menerobos di sela tali pagar. "Tali yang kita pasang saja tidak berpengaruh."
Pantauan Tempo, JPO Terminal berada di antara pintu masuk dan pintu keluar terminal sehingga warga dari pintu terminal harus berjalan sekitar 50 meter untuk mencapai JPO. Banyak warga yang mengabaikan keberadaan JPO tersebut sehingga mereka memilih menyeberang jalan dengan menahan kendaraan yang melaju. (Baca: Sambut Jokowi, Awas Jembatan Penyeberangan Ambrol!)
Lebarnya Jalan Margonda dan padatnya kendaraan seharus membuat warga sadar akan keselamatannya. Namun, mereka memilih menunggu jalan lenggang kemudian bersusah payah melewati pagar pembatas. Padahal, petugas telah memasang rambu "Dilarang Menyeberang" di tempat tersebut. "Tidak adanya kesadaran membuat mereka mengabaikan semuanya," kata Hendro.
Salah satu penyeberang, Nur Hayati, 45 tahun, mengaku sengaja menyeberang jalan karena capek jika harus naik ke JPO. Padahal, Nur Hayati menyeberang jalan tepat di bawah JPO yang telah dioperasikan sejak awal tahun itu. "Capek naiknya, Mas," katanya sambil ketawa. (Baca: Protes JPO, DPRD Bogor Digeruduk Pedagang)
Penyeberang lainnya, Komaruddin, 37 tahun, mengaku karena terburu-terburu. Menurut dia, dirinya hanya ingin menyeberang untuk mendapatkan angkutan kota jurusan Simpangan Depok yang mengetem di seberang terminal. "Kalau ke JPO kan mutar jadinya," katanya. Ditanya soal rambu yang melarang menyeberang, Komaruddin mengaku baru menyadarinya. "Tadi enggak kelihatan," katanya sambil tersenyum.
JPO di depan terminal, tepatnya antara terminal dan pusat perbelanjaan Ramayana adalah pembangunan kembali JPO lama yang sudah reyot. Pembangunan JPO itu menelan anggaran Rp 1,6 miliar. Saat ini, JPO tersebut sedang dibuatkan fasilitas penyaman, seperti pemasangan keramik.
Ada tiga JPO yang sedang difinishing di Jalan Margonda. Selain di depan terminal, dua JPO lainnya ada depan Balai Kota Depok dan di depan apartemen Margo Residence. "Tiga JPO sedang finishing hingga akhir tahun ini," kata Kepala Bidang Rekayasa Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Depok Ari Manggala.
ILHAM TIRTA
Baca juga:
Kurator Seni: Logo Baru Yogyakarta Mirip Iklan Obat Kuat
Penghina Presiden Ini Masih Ditahan Polisi
JK Minta Perantau Sulsel Jaga Kebhinekaan
Raden Nuh Ditangkap, Tetangga Kos Tak Tahu