TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA), Azas Tigor Nainggolan, mengatakan sejak Januari hingga Desember 2014, Pemerintah DKI Jakarta telah menggusur 26 pemukiman penduduk. Penggusuran itu mengakibatkan 3.513 bangunan hancur, 3.751 Kepala Keluarga dan 13.852 jiwa kehilangan tempat tinggal.
Menurut Azas, jumlah bangunan paling banyak terkena penggusuran ada di Jakarta Timur dengan jumlah bangunan yang dihancurkan mencapai 1.210 unit atau 34 persen. Sedangkan wilayah yang paling sedikit terkena penggusuran ialah Jakarta Pusat dengan jumlah bangunan yang dihancurkan mencapai 182 unit atau 5 persen.
"Mayoritas yang digusur ialah warga miskin," kata Azas dalam acara diskusi di Jakarta Pusat, Ahad, 21 Desember 2014. "Secara eksplisit kami menyebutkan Ahok (Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama) enggak senang dengan orang miskin."
Dari temuan FAKTA, Jakarta Timur juga merupakan daerah paling banyak jumlah jiwa yang kehilangan tempat tinggal akibat penggusuran. Di sana jumlah orang yang kehilangan tempat tinggal mencapai 4.840 atau 35 persen. Sedangkan warga yang paling sedikit kehilangan tempat tinggal akibat penggusuran berada di daerah Jakarta Pusat dengan jumlah penduduk sebesar 728 jiwa atau 5 persen.
Dari 26 penggusuran pemukiman, kata Tigor, 19 penggusuran diantaranya tidak melalui proses sosialisasi dan negosiasi. Azas Tigor juga menyayangkan alasan pemerintah ketika melakukan penggusuran ialah untuk membuat resapan air maupun ruang terbuka hijau. "Kalau pemerintah mengatakan penggusuran pemukiman warga untuk resapan air berarti pemerintah menganggap orang miskin itu sumber banjir," kata dia.
GANGSAR PARIKESIT
Topik terhangat:
KSAL Baru | Lumpur Lapindo | Perayaan Natal | Susi Pudjiastuti | Kasus Munir
Berita terpopuler lainnya:
'Kalau Lapindo Salah, Kamu Pikir Jokowi Mau'
10 Penemuan Ilmiah Paling Menghebohkan 2014
Faisal Basri: Premium Lebih Mahal dari Pertamax