TEMPO.CO, Tangerang - Kepolisian Resor Metro Khusus Bandara Soekarno-Hatta menangkap HPS, pencuri barang elektronik di Bandara Soekarno-Hatta. Modus yang kerap dilakukan HPS adalah menggeser tas penumpang dan membobolnya, lalu mengambil isinya.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Khusus Bandara Soekarno-Hatta Komisaris Azhari Kurniawan mengatakan tersangka ditangkap di lounge saat menunggu pesawat menuju Bali. "Gerak-geriknya mencurigakan. Setelah kami amati dari rekaman CCTV, tersangka mengambil handphone penumpang yang sedang di-charge," kata Azhari, Selasa, 3 Februari 2015.
HPS dicokok polisi dua hari lalu saat keberadaannya terekam kamera pengintai di Lounge Terminal 2B Bandara Soekarno-Hatta. Azhari mengatakan tersangka ternyata residivis dalam kasus yang sama. Kepada penyidik, tersangka mengaku mencuri lebih dari lima kali. Dia menjual curiannya ke Kramat Sentiong, Senen, Jakarta Pusat.
Barang-barang curiannya berupa telepon seluler berbagai merek, seperti iPhone. Dia juga menyasar tablet. Uang dari penjualan barang curian itu di antaranya digunakan untuk membeli tiket pesawat ke Bali. Menurut Azhari, di Bali, HPS juga mencuri lagi.
Tersangka, kata Azhari bisa masuk ke terminal dengan menunjukkan kode pemesanan sebuah penerbangan di ponselnya. HPS tidak sendirian dalam beraksi. Dia membeberkan identitas kawan satu jaringannya yang berinisial JHN. "Dia masuk DPO (daftar pencarian orang)," ujar Azhari. (Proyek Kereta Bandara, 400 Tiang Pancang Dibangun)
HPS juga mengatakan terpaksa mencuri lantaran tak memiliki pekerjaan tetap. Dia bertambah pusing lantaran dua istrinya, yang berada di Cirebon dan di Palembang, menuntut kebutuhan hidup mereka dan anak-anak mereka dipenuhi. Atas perbuatan itu, HPS dijerat pasal pencurian dengan ancaman hukuman lima tahun penjara. (Jokowi Percepat Proyek Kereta Bandara)
Kasus pencurian di bandara ini terungkap berkat rekaman CCTV. Ini kedua kalinya Polres Metro Khusus Bandara Soekarno-Hatta mengungkap pencurian. Kasus yang pertama adalah pencurian terhadap Wakil Duta Besar Indonesia untuk Brunei Darussalam, Ahmad Nasri Abdulah Latif, yang terjadi pada 2014.
AYU CIPTA