TEMPO.CO , Depok -- Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Depok, Hendrik Tangke Allo, mengatakan maraknya informasi pesan berantai di berbagai media komunikasi perlu menjadi perhatian masyarakat dan Kepolisian. Ia berharap masyarakat maupun Kepolisian terlibat aktif dalam penanganan pesan berantai yang berisikan informasi begal motor di Depok.
"Saran saya, cek ke pihak yang berwenang dan jangan percaya sebelum menerima jawaban resmi dari Polres atau Polsek setempat," kata Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Depok, Hendrik Tangke Allo, ketika dihubungi, Selasa, 3 Februari 2015. Menurutnya pesan berantai yang ramai beredar di masyarakat sudah terlalu dibesar-besarkan.
"Cuma memang info seperti itu juga tidak boleh disepelekan," kata dia. Ia meminta masyarakat untuk melakukan kroscek kepada Kepolisian setiap mendapatkan pesan berantai tersebut dan sebelum menyebarkannya kepada masyarakat lain.
Hendrik mengaku belum ada rencana DPRD untuk mencari tahu atau menelusuri pengirim pesan berantai yang meresahkan tersebut. "Kalau itu sepertinya kewenangan kepolisian," kata dia.
Sebelumnya, Kepala Bagian Operasional Kepolisian Resor Depok, Komisaris Polisi Tri Yulianto, meminta masyarakat untuk tidak mudah percaya pada pesan berantai yang kerap beredar mengenai pembegalan di wilayah Depok akhir-akhir ini. "Kalau misalnya terima info itu, silahkan konfirmasi ke Polres," kata Komisaris Tri Yulianto, ketika ditemui di Polres Depok, Senin, 2 Februari 2015.
Ia menyarankan warga untuk menghubungi terlebih dahulu nomor telepon Polres Depok di 021-77215904 atau 021-77202414.
Ia mengatakan hingga saat ini, kejadian pembegalan yang benar-benar terjadi adalah di 4 lokasi berikut. Pertama terjadi di Jalan Juanda Depok. Kasus kedua terjadi di Jalan Margonda Raya di depan Kampus BSI. Ketiga terjadi di Jalan Raya Krukut, Limo Depok, dan Kasus keempat terjadi di Jalan Boulevard Grand Depok City. Keempat kasus diketahui dilakukan setelah pukul 00.00 WIB atau menjelang dini hari.
MAYA NAWANGWULAN