TEMPO.CO, Jakarta - Ancaman hujan ekstrem belum akan berakhir. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Dramaga, Bogor, menyatakan, hujan lebat masih berpotensi terjadi di akhir pekan.
"Yang perlu diwaspadai oleh masyarakat di wilayah Bogor, Jakarta, Bekasi, Tanggerang, dan Depok adalah potensi dan peluang hujan ringan, sedang, hingga lebat yang terjadi pada akhir minggu ini," ujar Kepala Stasiun Klimatologi Dramaga Dedi Sucahyono kepada Tempo, Selasa pagi, 10 Februari 2015.
Hari ini, separuh Jakarta direndam banjir. Penyebab banjir yang melanda sebagian besar wilayah DKI Jakarta dan wilayah Botabek tidak hanya disebabkan oleh curah hujan yang besar tapi juga oleh durasi atau lamanya hujan yang sangat panjang.
"Curah hujan yang lebat ditambah lagi durasinya cukup lama, bahkan mencapai seharian atau 24 jam, adalah penyebab banjir di wilayah tersebut," kata Dedi.
Curah hujan itu membuat tanah Jakarta jenuh air. Akibatnya, air susah terserap. Banjir bisa lebih besar.
Menurut Dedi, hujan lebat bukan hanya berpotensi turun di Jabodetabek akan tetapi juga terjadi di wilayah Jawa bagian barat. "Pada akhir minggu ini potensi hujan dengan intensitas sedang bahkan lebat atau ekstrim juga akan melanda wilayah Jawa bagian barat," kata dia.
Pasalnya, ungkap Dedi, jika berdasarkan pantauan citra satelit cuaca yang dimiliki BMKG pada pukul 05.00 pagi, dapat dilihat dan dianalisis jika atmosfernya ada faktor Madden Julian Oscillation (MJO) yang aktif. "Ini disebabkan karena adanya arus udara dingin dari wilayah Laut Cina Selatan dan dibelokkan tajam di daerah Pulau Jawa sehingga terbentuk trought yang cukup tajam," ujar Dedi.
Kondisi ini mengakibatkan akan terjadinya potensi hujan dengan intensitas ringan, sedang, hingga lebat di wilayah Jabodetabek. "Kondisi cuaca seperti ini (guyuran hujan) dengan durasi yang lama akan terjadi hingga dua hari ke depan," kata dia.
Bahkan menurut Dedi, kondisi seperti mengakibatkan hujan berpeluang turun antara 40 hingga 60 hari, "Saat ini MJO melintas di wilayah Indonesia sehingga intensitas hujan ekstrim sulit untuk diprediksi akan terjadi di daerah mana saja," kata dia.
Untuk itu, pihaknya mengimbau kepada masyarakat yang tinggal di wilayah aliran sungai besar seperti Cisadane, Ciliwung, Cileungsi, dan Cikeas, untuk waspada banjir karena aliran sungai meningkat. Sedangkan untuk masyarakat yang tinggal di wilayah pegunungan dan perbukitan untuk waspada longsor dan pergeseran tanah.
M. SIDIK PERMANA