TEMPO.CO, Jakarta - Tiap hari, sekitar 300 surat pengaduan warga diterima Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Ahok--panggilan akrab Basuki--selalu membaca surat-surat itu pada pagi hari. Apa saja isi surat itu ?
Sebagian besar surat berisi permohonan bantuan dana pendidikan siswa sekolah. "Sekitar Rp 8 miliar uang operasional gubernur habis untuk menebus ijazah," ujar Ahok saat ditemui di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Rabu, 25 Maret 2015.
Saat ada yang meminta pembangunan fisik, anggota stafnya akan mengecek ke lapangan. Jika permintaan itu benar, bantuan baru disalurkan. Dia juga pernah mendapat surat dari mahasiswa yang kehabisan uang kuliah dan terancam diusir dari kampus.
Selain itu, ada surat berisi curhatan rumah tangga. Ahok dan timnya selalu memilah-milah surat yang masuk. Prinsip utama Ahok tidak berpihak. "Lempeng aja. Jangan berpihak ke sana-sini berdasarkan suku, ras, dan antar golongan," katanya.
Ahok pun menekankan pentingnya penolakan terhadap suap dan selalu mengingat tujuan utama, yakni misi sosial. "Siapa pun kamu, saya enggak peduli. Mau gertak saya, enggak bisa," kata mantan Bupati Belitung Timur tersebut.
Ahok bersama timnya cukup selektif menentukan surat yang layak ditelusuri sebelum memberi bantuan. Menurut Ahok, biasanya permintaan yang sudah pasti ia tolak berkaitan dengan penyelenggaraan acara-acara keagamaan, seperti Natal, Maulid Nabi, dan Paskah.
AISHA SHAIDRA