TEMPO.CO, Depok - Meninggalnya mahasiswa Universitas Indonesia, Akseyna Ahad Dori, di Danau Kenanga menguak lemahnya pengamanan di kampus tersebut. UI hanya memiliki delapan anggota satuan pengamanan (satpam) yang berpatroli keliling kampus sejak pukul 08.00 WIB.
"Dengan kampus seluas 300 hektare, sedikitnya butuh dua kali lipat petugas yang ada saat ini," kata Indra, petugas Pengawasan Lingkungan Kampus UI yang ditemui Tempo, Selasa, 31 Maret 2015
Petugas patroli biasanya berganti jadwal kerja setiap pukul delapan pagi. Setelah itu, mereka berkeliling kampus menggunakan dua mobil pikap. Ada juga petugas pengamanan yang menggunakan sepeda motor dan city car untuk mengitari kampus.
Hal yang jadi masalah adalah kurangnya pengamanan di lokasi yang tidak terjangkau kendaraan patroli. "Kami memang jarang berpatroli ke daerah sekitar hutan atau danau UI karena jumlah petugas yang terbatas," kata Indra.
Dari pantauan Tempo, ada beberapa lokasi rawan kejahatan pada malam hari karena tidak disinari lampu dan jarang didatangi satpam kampus. Antara lain di sekitar Danau Kenanga, lokasi ditemukannya jenazah Akseyna.
Lalu jalan setapak di dekat kandang rusa dan jalan tembus dari Stasiun UI menuju kampus Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik serta Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya. Padahal banyak mahasiswa yang pulang pada malam hari menggunakan kereta komuter Jabodetabek.
Lokasi lain yang rawan adalah di belakang area kampus, yakni sekitar Kelurahan Kukusan. Minimnya lampu jalan dan jarangnya kendaraan yang lalu lalang membuat wilayah ini menyeramkan saat malam. Sementara itu, sejumlah jalan masuk warga luar belum ditutup pihak kampus.
Wakil Rektor UI Bagian Akademik Bambang Wibawarta mengatakan, walau pengamanan diperketat, penjagaan yang dilakukan pihaknya saat ini masih standar. "Petugas patroli belum diberi komando khusus terkait dengan pengamanan di kampus," katanya. Saat ini UPT Pengawasan Lingkungan Kampus UI membuka lowongan kerja untuk posisi anggota satuan pengamanan.
YOLANDA RYAN ARMINDYA| DINI PRAMITA